Chapter 49 - hancur

296 58 2
                                    

"Mmnnn..." surai kuning itu bergerak tak nyaman, dia menggerang dengan tak sadar. Perlahan, dia membuka matanya.

"Ughh--!"
'Kenapa..... Tubuh ku sakit...' batinnya. Setelah berhasil membuka matanya, red adalah orang pertama yang dia lihat. Dia terkejut, seketika sadar kalau dia sedang tak berada di rumah.

Dia mengusap kepalanya yang berputar. Dan sedikit bertanya-tanya kenapa orang di depannya tidak memaksanya bangun.

"Kau nyenyak? Kau tidur seperti orang mati..." tanya orang di depannya. Surai kuning itu hanya diam.

"Lapar?" tanyanya lagi. Dan lagi-lagi surai kuning hanya diam.
Red membuka sebuah kotak makan, dan memberikan isinya kepada surai kuning itu.

Au ahk ribet, Atsumu gitu kek!

Atsumu hanya melihat makanan yang terulur dari sang musuh. Dia tak menerimanya, Atsumu berpaling membuang muka. Red menghela nafas kasar.

Dia mencengkram kuat ke2 pipi Atsumu, memaksa untuk berhadapan dengannya.
"Aku sudah membiarkan mu tidur.. Bersyukurlah karena aku tak membuatmu tidur untuk selamanya.."

Dia memasukkan sepotong kecil makanan, dan memasukkan paksa ke dalam mulut Atsumu. Tapi, Atsumu masih menolak. Sehingga red memaksa potongan itu masuk dengan kasar.

"Khhhkkk--!!! Ughkk--!!"

Red mengeluarkan tangannya dari mulut Atsumu setelah potongan itu sampai dipangkal tenggorokan Atsumu. Atsumu terbatuk, karena tenggorokannya yang di paksa menelan.

"Kau tak mau lagi, kan? Makanlah!" red kembali menyodorkan makanan yang sebelumnya dia potong.

Sebenarnya, Atsumu masih menolaknya. Tapi, karena tak punya pilihan lain. Dia mulai menggigit makanan itu sedikit demi sedikit. Melihat Atsumu yang sudah mulai memakan makanannya, red menghela nafas lelah.

Setengah jam kemudian, Atsumu selesai dengan makanannya. Red berdiri, dan melepas sarung tangan yang sedari tadi ia gunakan. Dia menatap Atsumu dengan wajah datar. Atsumu sendiri terus menunduk.

"Sekarang, jawablah apa yang di rancang Inarizaki? Kenapa Inarizaki didirikan? Apa tujuan mereka?" tanya red santai.

Atsumu diam kemudian mulai membuka suara. Bukan menjawab, tapi balik bertanya.
"Sebenarnya, apa yang kalian cari? Apa hubungannya jika kalian tahu apa yang kami rencanakan? Kenapa kalian terus menerus mengincar kami sedangkan kami tak pernah sekali pun mengganggu kalian..."

Red menatapnya heran.
"Aku bertanya, berhenti bertanya kembali!"

"Aku tak tahu.. Kami hanya melakukan apa yang menurut kami benar.." jawab Atsumu.

"Kau tak Tahu? Apa maksud mu kau tak tahu?"

Atsumu menghela nafas jengah.
"Aku tidak tahu! Kenapa kalian seperti mencari masalah dengan kami! Padahal menyentuh anak buah kalian saja kami tidak pernah!!" Atsumu sedikit meninggikan suaranya.

"Lho, kau tidak tahu?" tanya Red dengan nada meremehkan.
"Hahahah, aku tak percaya kalau Shinsuke-kun tak memberitahu mu apapun!! Hahahahah!!"

"Shinsuke...-kun?"

"Baiklah, sepertinya memang tak ada gunanya mengorek informasi dari mu.. Karena kau juga tak tahu bahkan secuil dari ketua mu.. Kau lebih pantas menjadi sandera.."
Atsumu makin menatapnya tak percaya sekaligus penasaran.

"Sepertinya, Shinsuke-kun belum mempercayai mu.." red memberikan tatapan meremehkan lagi.

"Sudahlah, aku ingin pergi.. Oh iya Atsumu! Aku ada kabar baik untuk mu.." Atsumu menatapnya.

We're MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang