Chapter 34 - Bercanda doang

286 67 36
                                    

"Hinata-kun, matane..." Yachi melambaikan tangan.

"Humn.. Matane..." Hinata balik melambaikan tangannya juga.

Hinata mendorong sepedanya karena males dinaikin, dia berjalan santai melewati supermarket dan gang sempit.

Jalannya berhenti ketika mendengar rintihan orang minta tolong.

"Tolong...siapapun..."
"Hiks...tolong.."

Hinata pun menghampiri sumber suara dan dia melihat seorang kakek² yang kaki dan tangannya terluka.

"Ano, anda tidak apa², kek? Mari saya bantu.." tawar Hinata mengulurkan tangan.

Kakek itu tampak bersyukur ada Hinata yang membantunya.
Hinata menghentikan pendarahan dikaki sang kakek, lalu mengantarkan kakek tersebut kerumahnya.

'Gomen, Atsumu-nii... Shou nggak bisa langsung pulang..' batinnya.











Tinitntitntitntitntinintitnitn...

"Halo?"

"Ah, Atsumu? Obatnya sudah jadi.. Resepnya benar² asli.."

Atsumu merasa sangat bahagia dengan kabar baik itu.

"Wait?! CEPET BANGEETT?!!!!"

"Iya dong, jangan remehkan Yaku Morisuke.."

"Sugoi.. Hontou?"

"Ya, aku dalam perjalanan rumah sakit.. Menyusul lah.."

"Ha'i wakatta.."

Atsumu mematikan sambungan sangking senangnya.

"AKAAGII-SAAAANNN!!!!!!" panggilnya berteriak, Akagi yang lagi buat makan siang jadi pengang sendiri.

"Jangan teriak².." tegurnya setelah melihat Atsumu yang ngos²an.

"Obatnya!! Obatnya udah jadi!!!" pekik nya senang.

"Hontou?! Hayai..." Akagi ikut terkejut betapa cepatnya kerja Yaku Morisuke membuat obat itu. Hanya beberapa jam, emm 3-4 jam(?)

"AYOO KERUMAH SAKIIT!!!!!!!!!!!" ajak Atsumu masih berteriak.

"Nanti.." tolak Akagi. Atsumu menatapnya kecewa.

"Kenaapaa??"

"Tunggu Hinata pulang dulu.. Kita nggak mungkin ninggalin dia, kan?" tanya Akagi. Atsumu tepok jidat.

"Ugh, lupa.."

"Abis Shou pulang kita langsung kesana, kan??.." tanya Atsumu dengan mata berbinar. Akagi mengangguk, dia juga merasa sangat senang, alangkah senangnya jika dia bisa melihat shinsuke berkegiatan kembali dengan biasa.

Atsumu pun dengan sabar menunggu kepulangan Shoyou yang tak kunjung pulang, dirinya menjadi jengkel sendiri karena peringatannya untuk langsung pulang diabaikan begitu saja.



















"Terimakasih banyak, Yaku-san.. Aku sangat terbantu.." ucap Sakusa berterimakasih.

"Tak masalah, ini memang keahlianku.." jawab Yaku dengan bangga.

"Emm.. Dosisnya?"
Yaku membelalak.

"Oh!! Aku lupa, hehe.." jawab Yaku canggung.

"Tak apa, kita akan melanjutkannya di laboratoriumku. Silahkan sebelah sini.." Sakusa mempersilahkan Yaku dan rekannya, Kuro dan Kenma.

Kenma menggeleng. "Aku nggak mau, pasti disana bau.."

"Oh, baiklah.. Tunggu disini.." mereka ber3 pun meninggalkan Kenma diruang tunggu.

We're MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang