Chapter 45 - Diskusi

235 59 2
                                    

"Osamu, kau ingin makan apa malam ini?" tanya Kita shin melihat Osamu sedang gabut.

"Mmmmm.... Apa saja.." jawabnya seakan-akan tak peduli.

"Atsumu. Bagaimana denganmu?" Kita shin menoleh ke arah Atsumu yang sedang memegang ponselnya.

"Terserah...." jawab Atsumu tanpa menoleh.

Kita shin pun memasakkan sesuatu untuk di makan, walaupun dalam hati dia masih bingung dengan sikap Miya kembar. Tak biasanya mereka akan berkata terserah saat dirinya belum masak. Kalaupun sedang bingung, pasti mereka akan menyebutkan seluruh makanan yang ada di galaksi, meminta kepada Kita shin untuk di buatkan. Yang pastinya, tak akan di buatkan semua.

Tapi, memang mereka agak aneh akhir-akhir ini. Hanya perasaan Kita shin saja atau bukan. Shoyou juga sepertinya sering menatap mereka dengan mata memicing curiga, mereka juga jadi jarang berinteraksi.

Kita shin menghela nafas, dia menata makanan di meja makan. Dan menyuruh Atsumu untuk memanggil semua orang. Disini pun aneh, Atsumu yang biasanya akan berteriak

"WOEY!!! MAKAN MALEM UDAH SIAP!! KALO KAGA DATENG GW ABISIN, KALIAN MATI KELAPERAN MAMPUS!!!"

Tapi, dia tidak berteriak sekarang. Dia pergi dan memanggil semua orang satu per satu.

ini bukan cukup lagi, tapi memang aneh.. Ini sangat aneh..
Kita shin menatap Osamu yang baru berkutik dengan hapenya.

Peraturan meja makan nomer 1
DILARANG MEMEGANG HAPE

Itu adalah peraturan sejak 8 tahun lalu yang tidak pernah dilanggar. Lantas, kenapa Osamu berani memegang hapenya di meja makan?

Suna masuk kedalam ruangan itu, dan pandangannya langsung tertuju pada Osamu yang sibuk berkutik dengan ponsel pintarnya. Dengan niatan bercanda dan menegur, dia merebut hape ditangan Osamu dengan paksa. Membuat yang punya terkejut, Osamu memandang Suna dengan tajam, seperti marah(?).

Suna sendiri terkejut bukan main melihat tatapan Osamu. Sedetik kemudian, Osamu merubah tatapannya menjadi biasa kembali, seakan-akan tak peduli dengan hapenya yang barusan di rebut oleh Suna. Suna terdiam beberapa detik, Kita shin sayangnya tak menyaksikan peristiwa aneh barusan.

Akhirnya, Suna menghela napas, dia mengembalikan ponsel Osamu dan duduk di kursi sebelah Kita shin yang sedang makan. Tak lama, semua orang sudah berkumpul di meja makan.

Anehnya....
Miya kembar terasa seperti Miya kembar yang biasanya. Atsumu memulai dengan lelucon kosongnya yang sangat garing, lalu kena tampol Osamu, lalu bertengkar dan tertawa. Suna sebenarnya masih memikirkan tatapan Osamu, tatapan itu terus terngiang-ngiang di kepalanya.

Setelah 5 abad, acara makan malam heboh itu selesai. Kita shin mencuci piring. Suna masih berada di kursinya, beralasan ingin menurunkan makanan ke perutnya. Yang lainnya sudah pergi, kini tersisa Kita shin dan Suna berdua.

"Shinsuke.."

"Hmm.."

"Apa ada kemungkinan arti lain dari tatapan siap membunuh? Atau.. Mmm..marah?"

"Apa maksudmu?" Kita shin selesai mencuci piring, dia mengelap tangannya hingga kering, dan duduk diseberang Suna, siap untuk menjadi pendengar.

Suna menghela napas. Setelah itu dia menceritakan kejadian tadi, dimana Suna merebut paksa hape Osamu, dan mendapat tatapan tajam marah. Kita shin mendengar semua penjelasan Suna dengan fokus, terkadang dia menggunakan kata pendek seperti hmm? Oh?

Suna menundukkan pandangan setelah selesai bercerita, dia menghela nafas panjang. Lalu, terngiang di kepalanya tatapan Osamu.
"Begitulah.. Apa kau yakin mereka adalah mereka?" tanya Suna. Dari awal, Suna sudah mengatakan bahwa mereka mencurigakan. Tapi, pertengkaran serta lelucon-lelucon Atsumu seperti membantah segalanya.

"Kenapa..." Kita shin menggantung ucapannya.
"Kenapa Osamu seakan akan menarik perhatian agar mereka di curigai?"

"Ha?" Suna jadi bingung sendiri. Kenapa Kita shin malah berpikir demikian? Sedangkan dari tadi Suna memikirkan apakah mereka mencurigakan.

"Ah tidak.. Hanya perasaan ku.." elak Kita shin, sedetik kemudian dia menopang dagunya dengan tangan kanan, dan memejamkan mata seperti berpikir.

Mereka terdiam memikirkan jawaban atas masing-masing pertanyaan.
"Osamu...." gumam Kita shin tiba-tiba. Suna menoleh menunggu ucapannya yang menggantung.

"Apa sesuatu terjadi saat mereka masuk kedalam Sebuah gang kecil ketika menjalankan misi? Kalau ku pikir-pikir, ini semua terjadi setelah misi itu..." tanya Suna. Sejujurnya, walaupun Suna ikut, dia tak tahu keberlangsungan misi itu bagaiamana. Tugasnya hanyalah menjaga Shoyou dari belakang.

"mmmm... Itu bisa jadi... Kami sempat memutuskan panggilan saat itu. Dan aku kembali menghubunginya saat aku menyuruh mereka untuk kembali.." jawab Kita shin.

"Ini benar-benar mengesalkan..." Suna mengacak rambutnya frustasi.
"Mereka benar-benar mencurigakan..." lanjutnya.

"Osamu..." Kita shin lagi-lagi menggantung ucapannya.
"Sebenarnya, dia tidak mencurigakan.." lanjutnya. Suna masih menunggu kesimpulan Kita shin dengan tak sabar.

"Entah kenapa, walaupun aku tak tahu itu adalah dia atau bukan.. Osamu seperti menunjukkan bahwa itu bukan mereka, atau harus ku bilang bahwa Atsumu bukanlah Atsumu.." jelas Kita shin.

"Jadi, kau berpendapat bahwa Osamu berbuat seperti untuk kita? Untuk menunjukkan bahwa mereka bukanlah mereka agar kita terhindar dari bahaya dan mempercayainya??" tanya Suna dengan nada tak percaya. Kita shin mengangguk seadanya, memang begitulah yang dia pikirkan.

"Bagaimana kalau Osamu berbuat seperti itu untuk membuat kita berpikir seperti apa yang kau pikirkan?" tanyanya. Kita shin terdiam.
"Itu akan membuat kita masuk kedalam lubang buaya yang berisi ribuan hewan yang kelaparan.." ucapnya.

"Kita akan mati secara tragis, seperti bagian tubuh yang terpisah-pisah karena di perebutkan oleh hewan kelaparan itu.." lanjutnya.

"Kenapa kau mengumpamakan nya seperti kematian mengerikan semacam itu??" tanya Kita shin heran, sebenarnya dia agak merinding mendengar umpamaan yang Suna buat.

"Aku tak pandai membuatnya dengan kata-kata mutiara seperti yang kau lakukan, Shinsuke... Kau tahu, aku tidak sejenius dirimu.." ucap Suna dengan wajah sedih merengut.

"Aku sudah tau.. Tak perlu kau perjelas.." canda Kita shin. Suna semakin merengut dan kesal.

"Nonton, yuk.." ajak Suna tiba-tiba.
"Baiklah.. Jangan yang aneh-aneh.." peringatan Kita shin sudah keluar. Dia mewanti-wanti, takut kejadian yang sama terulang.

Tepatnya sekitar Beberapa bulan yang lalu, saat itu mereka semua sedang asik-asiknya menonton film movie action yang di rekomendasikan oleh Suna dan Miya kembar. Filmnya sangat seru, ada tembak-tembakan, ada misteri, ada juga bagian tegangnya. Dan semua rasa seru itu hilang saat adegan tak senonoh dilakukan oleh tokoh Antagonis. Miya kembar tak mengalihkan pandangan, Shoyou matanya langsung di tutup oleh Kita shin. Suna yang terkejut bukan main langsung mematikan movie itu.

Terdengar suara kekecewaan dari Miya kembar saat layar menjadi hitam, Akagi dengan senang hati menjitak kepala mereka berdua. Aran masih syok sepertinya dengan adegan tak senonoh yang baru ia lihat pertama kali seumur hidupnya. Shoyou ribut bertanya ada apa? Kenapa mata Shou ditutup? Shou jadi nggak bisa liat.. Tapi, semua itu berujung Suna serta kembar di marahi sampai pagi oleh Kita shin.

Mulai sejak itu, Kita shin tak memperbolehkan Suna dan Miya kembar merekomendasikan sebuah film dan movie.





T.B.C

-karakter milik Haruichi Furudate-
-haikyuu-

#masihmenungguseson5

Hmm... Ada yang nyadar. nggak?
Bahasa chap ini sedikit... Emm.. Aneh?

Itu menurut gw.. Padahal, gw yang nulis :")
Nggak tau kenapa, gw pas nulis bahasanya jadi kek gitu...

Mungkin kebanyakan baca novel resmi :v

We're MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang