Chapter 19 - penghianat

379 79 7
                                    

Masih belom vote?

Lama lama gw datengin rumah kalian satu-satu!! Awas aja!!

H.S : emang Author-san tau rumah readers ada dimana?

Author: tau! Mereka dibumi! Liat aja gw bakal dateng dari kahyangan dan mendarat menggunakan ufo kebangsaan negri jupiter..

M.O : halu aja terooos..

Author : berisik lhu! Lagi sekarat juga!!

M.O : gw gak akan mati :v soalnya gw anak emasnya Furudate sensei..

Author : gak percaya!

M.O : terserah..btw..

Author: ?

M.O : buruan lanjut!! Begimana nasib gua, woooy!!

Author : oke lanjut..

______________________________________

"Kenapa?? Kau?...Akagi-san...seharusnya...su..dah..tiada..."

"Ooh, kau sudah mengingatku.." Akagi mendekat dan mencengkram kuat leher Osamu.

Osamu memberontak sekuat tenaga. "khh--khhkk-!!" Osamu terus bergerak membuat darah mengucur semakin banyak.

"L-lepas..!!" Osamu memohon sambil memberontak. Air matanya jatuh mengalir dipipinya.

"Khhkk--padah--al..Kita-san..sang--at meng...khaw--atirkan mu... Khhhkkk--!!"

Cengkraman tangan Akagi semakin kencang, Osamu hampir kehabisan nafas karenanya.

Bruukk

Akagi dengan kasar membanting tubuh Osamu ketembok disampingnya, dia tidak melepas cengkramannya, tapi sedikit dilonggarkan untuk Osamu bernafas. Kalau pingsan, dia akan dimarahi ketuanya.

"L-lepas---!! Apa-- khhkk -kau tid--ak tah-u apa ya---ang dipikirkan Kita-san sa--at mend-engar k-au s--udah tia--da--!??" tanya Osamu terbatas-bata.

Akagi menariknya dengan kasar dan membenturkan Osamu ketembok sekali lagi.

"Aahhkkk--!!!!" setelah bantingan itu Akagi melepas tangannya dan Osamu langsung ambruk dengan sisa kesadaran yang lemah.

"Akagi~~" panggil ketuanya. Yang ternyata sudah berada diambang pintu.

"Maaf, Meian-sama. Aku terbawa emosi.." ucap Akagi meminta maaf.

"Hmmm.. bentar, aku ada obat yang bagus untukmu, Miya.." Meian mendekat dengan jarum suntik berisikan cairan hijau muda. Osamu ingin memberontak, namun dia sama sekali tak bisa bergerak. Bantingan Akagi membuat seluruh tubuhnya seakan-akan mengalami cedera parah hingga tak bisa bergerak.

"Ahkk--" Osamu menahan ngilu saat jarum suntik itu menusuk lengannya.

"Tidak apa-apa, Osamu.. Tarik nafas mu, rasanya seperti digigit semut kok.." ucap Meian memenangkannya.

Setelah Meian menyuntikkannya. Osamu dibawa dan diduduki disebuah bangku. Osamu benar-benar merasa aneh, cairan tadi sepertinya menguatkan kesadarannya, menghentikan pendarahannya, dan membuatnya makin tak bisa bergerak.

"Osamu.. Ayo kita bicara dengan damai tanpa pertumpahan darah.." ajak Meian. Osamu menatapnya tajam, Meian itu wajahnya doang yang terlihat halus dan lembut. Tapi, kalau sisi psikopat nya muncul....unghh..mengerikan..

Skip! Setelah beberapa pertanyaan
.
.

"Khhhkk--!!"

"Itu goresan yang kedua puluh, Miya Osamu.." ucap Meian tajam. Dia sudah jengah dengan Osamu yang sama sekali tidak membuka mulut.

We're MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang