Chapter 48 - bau sesuatu..

291 62 32
                                    

Kini, Osamu sedang tertidur pulas atas paksaan dari Kita shinsuke. Shoyou akhirnya pamit pergi dan mengurung diri di kamar seperti yang ia lakukan biasanya saat tak ada kerjaan. Atsumu juga belum pulang dari kegiatan belanjanya.

Kita shin sedang duduk di meja kerjanya, dan ada Suna yang menemaninya.
"Bagaimana sekarang?" tanya Suna serius mode.

"Aku sudah menyuruh y/n mencari Atsumu yang asli.. Aku memintanya membawa Atsumu ke California jika dia di temukan..."

"Wait, berarti kau sudah tahu kalau Atsumu yang ini palsu?!"

"Sudah dong.. Shinsuke kan anak pintar dan rajin yang tak pernah lalai.."

"Jarang-jarang kau memuji dirimu sendiri, Shinsuke.."

"Nggak boleh?"

"Woh!! Boleh banget!! Apapun untuk Shinsuke.."
Mereka tertawa lepas bersama.

"Ngomong-ngomong.." Suna menoleh.
"Aku akan mengamankan Osamu.."

Suna mengangkat sebelah alis heran.
"Kemana?"

"California.."

"...sekarang?.."

"Ya, aku pikir itu adalah tempat teraman untuk nya.."

"Kau....yakin?"
Kita shin mengangguk tanpa ragu.

"Baiklah, keputusan mu yang terbaik.."

"Thanks, Rin.."

Beberapa menit setelahnya, Atsumu pulang dengan seluruh belanjaan yang di minta Kita shin.
"Makasih, Tsumu.. Kau sangat baik.." ucap Kita shin senang saat melihat kulkas dan lemari makanan penuh kembali.

"Aku pikir, aku akan mati.." gumam Atsumu sambil mengipas-ngipas dirinya.
"Dimana Samu?" Atsumu menatap sekeliling.

"Dia di kamar.. Jangan ganggu dulu... Sepertinya tadi sedang tidur.." jawab Shinsuke.
Atsumu mengangguk. Tak lama, ia berdiri dan berteriak seperti orang minta tolong.

"Jangan teriak! Ada apa?!!" tegur Suna dengan malas.

"Aku lupa... Aku harus pergi!! Ittekimasu!!" Atsumu pun melesat pergi. Tepat pada saat pintu depan tertutup, sebuah pisau menancap dengan indah.

Suna menatap Kita shin yang sedang memegang sebuah pisau.
"Pinter kabur ternyata.." ucapnya dengan tatapan dingin.

"S-shin, taro piso nya.. Serem.." Kita shin terdiam. Tak lama dia melempar piso di tangannya, tepat di depan meja yang sedang Suna duduki.

"Tanggung, hehe.." ucap Kita shin. Dia pun kembali merapihkan seluruh belanjaannya.
Sedangkan Suna, dia masih belum bernapas melihat pisau yang menancap di depan matanya dengan indah itu.

"Rin,.."

"Hmm?"

Kita shin berbalik memegang sebuah pisau baru. Suna langsung menatapnya, berusaha berpikir positip.
"Mo apa, lhu?"

"Tetiba aku ingin latihan... Teman--"

"Tidak!"

Kita shin menatapnya kecewa.
"Bentar..." Suna menggeleng dan menolak ajakan tersebut mentah-mentah.

"Ish, nggak acik.." Kita shin pun berbalik. Melanjutkan kegiatannya.

"Kadang gw lupa kalo elhu mafia.." gumam Suna pelan.

"Kamu ngomong apa?".Suna menggeleng saat di tanya.

"Elhu terlalu suci buat seorang mafia, Shin.." gumamnya lagi, tapi kali ini terdengar.

We're MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang