Chapter 26 - Preman dan Atsumu

326 59 13
                                    

Kenma bangkit dari tempat duduknya, dan pergi meninggalkan cafe yang mulai ramai para pasangan muda.

Langkahnya berhenti tepat didepan motornya ketika ponselnya berdering tanda seseorang menelponnya. Kenma mengangkatnya, dan seperti yang dia duga, Kuro menelponnya.

"Kau dimana?"

"Aku sudah akan pulang.."

"Baiklah.. Hati-hati.."

"Iya.."

Setelah panggilan berakhir, Kenma menyimpan ponselnya, dan menaiki motornya untuk pulang.





.___.___.___.___.

Dorr

Bruuk

Atsumu terjatuh dengan luka tembak, yang menyebabkan mengalirnya cairan segar dari luka itu.

"Ahkk--!!"

Botak 2 mundur menjauh dari tubuh Atsumu. Botak 1 ikut mundur kebelakang.

Merasa mendapat kesempatan, gadis itu menghampiri tubuh Atsumu yang tak sadarkan diri. Gadis itu melihat tubuh Atsumu yang sudah seperti tak bernyawa, wajahnya pucat, efek dari pekerjaan Atsumu selama lebih dari tiga hari, tiga malam. Merasa panik, dan gadis kecil itu tak bisa melakukan apapun.

"SIALAN! SIAPA DISANA?!!!"

Kini kita tahu, bahwa korban bukan hanya Atsumu. Lengan botak 2 pun terkena luka tembak yang menyebabkan mengalirnya cairan yang sama. Tembakan itu membuat peluru yg tadinya ingin ditembakkan tepat di kepala Atsumu, berpindah ke sekitar perutnya. Walaupun begitu. harus tetap ditolong, bukan? Bisa saja dia mati kehabisan darah.

Seseorang turun dari atas, dengan jubah hoodie berwarna hitam, dengan topeng. Pistol ditangannya menjadi saksi atas tembakan yang bersamaan dengan target berbeda.

Orang berjubah itu mendekati tubuh Atsumu, dan disana terdapat seorang gadis yang tampak sangat ketakutan. Orang itu mendekati tubuh Atsumu tanpa menghiraukan preman yang berada di jarak kurang dari 500 m. Dia melihat cairan yang mengalir cukup deras, wajah yang pucat, dan beberapa bekas pukulan. Dia mengambil posisi jongkok, dan mulai melucuti pakaian yang tubuh Atsumu, mulai dari hoodienya, kaos, lalu terpampang perut sixpack dan tubuh yang sempurna.

Entah apa yang membuat para preman dan gadis itu tak berkutik melihat orang misterius itu mulai melakukan sesuatu pada Atsumu. Para preman itu juga bingung, mereka seperti tak bisa bergerak. Alasannya pun tak jelas, karena takut kah? Sepertinya tidak juga, walaupun mungkin itulah jawaban yang paling tepat. Seseorang menembak mereka dari atas dan berhasil mengenai target hanya dengan sebuah pistol.

Tanpa ragu orang misterius itu mengoleskan sesuatu diatas luka tembak Atsumu, cairan hijau yang tak diketahui mengandung apa. Setelah itu, dia mengambil seuntai kain putih dari dalam jubah hitamnya, kain apa itu? Kain kafan, kah? Enggak, kok. Dia membalut kain itu kencang diatas luka Atsumu, membuat pendarahannya berhenti.

Setelah itu. dia berbalik menghadapi para preman yang sudah siap menghadapinya.

"SIAPA KAU, SIALAN??!!!" botak 1 melontarkan pertanyaan yang sama.

Orang misterius tadi tersenyum dibalik topengnya. Dia menunduk 90° dengan tangan kanan yang melingkar diperutnya, berbungkuk ala-ala pangeran pesta dansa.

"Hajimemashite....."





















.___.___.___.___.

Hinata sedang berada didepan layar komputernya. Sebenarnya, beberapa menit yang lalu dia disuruh untuk tidur. Tapi, karena tak bisa tidur, Hinata memilih berkutik dengan laptop legendnya. Tak jarang dia beralih ke ponselnya, lalu kembali ke laptopnya. Terus menerus seperti itu. Hingga dia merasa lapar dan tenggorokannya sedikit kering.

We're MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang