Chapter - 15

1.6K 93 2
                                    


Happy Reading !!
______________________


Hari ini Deva benar-benar kesal dengan Namira. Hampir seharian ia mengikuti kemana pun Deva melangkah. Perkara Namira melihat ia dan Andra makan di cafe, tanpa basa basi ia menyerang Deva dengan berbagai pertanyaan yang cukup membuatnya pusing.

Namun bukan Namira namanya jika melepasnya sebelum ia puas. Sudah banyak alasan yang ia keluarkan, namun tak membuat Namira jera.

Seperti sekarang, ia beralasan ke toilet walaupun sebenarnya tak ingin. Namira rela menunggunya di depan bilik toilet. Deva hanya duduk sambil memainkan ponsel di dalam bilik, berharap Namira segera pergi.

Setelah beberapa menit berlalu, Deva mengintip dari celah kecil di pintu dan setelah memastikan tak ada siapapun di sana, ia membuka pintu perlahan.

"Huh, akhirnya pergi juga" ucapnya lega lalu melangkah menuju pintu keluar.

Namun sayang, kebebasannya hanya bersifat sementara. Ketika ia membuka pintu keluar, gadis yang ia hindari berdiri di sebelah pintu.

"Oke, sesuai janji. Apa jawaban lo?" Ucapnya Namira dengan wajah menantang.

Deva hanya menghela nafas berat. Sia-sia saja ia menunggu cukup lama di dalam sana kalau ujungnya tertangkap juga.

"Gak usah nyari alasan lagi bego, mending lo jawab sekarang" Deva mendengus kesal karena Namira seperti tau isi kepalanya.

"Gak usah masang muka kayak gitu, jelek banget. Udah jawab aja, kenapa lo bisa berduaan sama Andra kemarin? Jangan bilang lo berdua.."

"Gak ada ya. Udah ah gue lapar"

"Eh, gak ada gimana" ucap Namira menarik tangan Deva ketika ia hendak menghindar. "Jawab yang lengkap dong"

"Kan gue udah jelasin Ra, kemarin gue cuma nemenin dia tanding abis itu kita makan, udah selesai" ucapnya sedikit kesal.

"Atas dasar apa dia ngajak lo ke sana? Lo kan bukan bagian dari sekolah"

"Nemenin buat jadi suporter doang"

"Gak mungkinlah, pasti ada apa-apanya nih. Jangan bilang kalian ada something di belakang gue" tuduh Namira yang langsung mendapat tepukan keras di lengannya.

"Mulut lo ya lama-lama gue jahit juga Ra. Ya mana mungkinlah gue pacaran sama bocah. Lo tuh bener-bener gak waras"

"Gapapa, enak kok pacaran sama sugar baby" ucap Namira sambil mengedipkan satu matanya.

"Sugar baby mata lo noh gue colok, mau"

"Lah, kenapa lo ngamuk?" Deva yang sudah tak tahan dengan ledekan Namira melangkah lebar meninggalkannya sedangkan Namira mengikuti dari belakang dengan tawa yang cukup keras.


✵✵✵✵✵

Seperti biasa, tatapan terang-terangan dari beberapa siswi ketika Andra berjalan di depan mereka. Namun anehnya, kali ini bukan tatapan kagum seperti biasanya.

"Hm, lo ngerasa ada yang aneh gak sih" ucap Raka yang menyadari tatapan aneh dari para siswi.

"Gak peduli" ucap Andra singkat

Semua kompak menoleh ke arah pintu ketika sosok Andra memasuki kelas. Beberapa murid terlihat berbisik dengan tatapan yang sulit diartikan

"Nih orang pada kenapa dah, jadi ngeri gue" ucap Dion yang dibalas anggukan setuju oleh Raka.

Ben yang terdiam mengamati beberapa murid yang bertingkah aneh sembari memegang ponsel, ia ikut mengambil ponselnya lalu menekan sesuatu. "Pantesan"

DEVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang