Happy Reading!
______________"Hai sahabat sahabatku tercinta. Apa kabar kalian hari ini?"
Keduanya hanya menatap datar sebagai bentuk respon dari sapaan Namira.
"Udah hafal gue kalo nada lo kayak gitu. Mau lo apa?" Namira hanya nyengir dengan ucapan Deva yang cukup menohok. Tanpa permisi tangannya terulur meraih gelas di hadapan Deva lalu meneguk beberapa kali.
"Enteng banget lo neguk punya gue. Beli sana!"
"Dikit doang elah" cibirnya. Namun matanya langsung fokus menatap lekat Deva "Lo kenapa anjir, pucat gitu muka lo"
"Gapapa"
"Hah?" Ajeng yang sedari dari fokus pada tugas spontan mengalihkan pandangan ke Deva. "Eh iya lo. Perasaan tadi gapapa, itu muka lo pucat gitu Dev" imbuh Ajeng.
"Gue gapapa" ujarnya lagi
"Gapapa gimana? Lo liat sendiri muka lo Dev" ucap Namira sambil tangannya terulur ke wajah Deva. "Badan lo juga anget"
"Ntar gue minum obat. Daripada lo ribet ngurusin gue, tugas lo gimana Ra, udah kelar? Biar sekalian di print sama Ajeng" tanya Deva mengalihkan topik. Namira terbelalak seakan ingat sesuatu lalu sedetik kemudian gadis itu hanya merespon dengan senyum lebar.
"Nah kan, apa gue bilang. Emang paling gak bisa gue berharap sama manusia kayak lo Ra"
"Gak gitu. Gue gak ngerti, jadinya niat gue nih sekarang ngajakin kalian diskusi"
"Alah diskusi, ujung-ujungnya kita juga yang kelarin"
"Lo kan tahu otak gue gak nampung kalo urusan beginian. Ntar biar gue yang print deh"
"Yang nampung di otak lo kan cuma ngebucinin si Kino" kali ini Ajeng yang menyahut. Gadis itu kembali nyengir sok malu sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Nyengir lo!" cibir Deva
"Ya udah sih. Ntar gue yang print sekalian gue traktir deh" tawar Namira lalu kembali meraih gelas minuman Deva. Deva sendiri hanya bisa mendengus tanpa berkomentar. Sudah terlalu lelah dengan sahabatnya yang satu ini.
"Eh iya, lo pada udah tahu?"
"Mulai deh. Ini mau ngajak diskusi tugas apa ghibah anjir?"
"Gak gue serius. Si Melvin katanya mau tunangan."Basi lo. Emang dari dulu kan"
"Gak, yang kali ini jadi. Melvin sendiri yang bilang bakal lanjut" Deva sendiri enggan memberi jawaban, memilih fokus pada layar laptopnya. Ajeng pun ikut terdiam dengan matanya melirik Deva. Ia dapat melihat ada sorot mata yang sulit di artikan dari Deva.
"Kemarin Kino sama Bastian nyamperin Melvin. Di kira tuh anak bundir, njir" seru Namira.
"Lah kok?"
"Dia ngirim pesan aneh gitu.Ya untungnya sih gak ada apa-apa. Tapi mendadak Melvin bilang bakalan lanjutin pertunangannya. Aneh banget. Tapi gapapa deh, lagian cocok juga tuh mereka berdua. Sama-sama kek asu"

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANDRA
RomanceFollow sebelum baca ! Devanatasya Kennan, seorang mahasiswi sederhana yang bekerja di sebuah cafe kecil. Kecuali sahabatnya, tak banyak yang tahu jika ia berasal dari keluarga berada termasuk kekasihnya. Dengan alasan perbedaan statuslah yang akhirn...