Warning! 💋 Mohon kebijakannya ya teman-teman🙏
Happy Reading!!
________________"Mata lo biasa aja ya!"
"Kenapa lo nyolot?" ucap Andra tenang dengan tatapan lurus ke arah Deva.
"Gue gak nyolot!" ucap Deva meninggi.
"Itu apa namanya kalo bukan nyolot?"
"Apa sih lo!"
"Kenapa lo yang marah? Harusnya gue yang marah. Lo bohong sama gue. Maksud lo lagi baca komik itu ketemu mantan?" Sialan, Deva sungguh dibuat bungkam. Tentu saja itu hanyalah alasan yang sempat terpikir di kepalanya.
"Terus sejak kapan dia tahu rumah lo? Kayaknya lo bahagia banget dapat kunjungan mantan"
"Buta lo? Bagian muka gue yang mana nunjukin kebahagiaan? Sakit lo!"
"Ya siapa tahu. Itu jadi alasan buat lo bohong sama gue"
"Gak gitu, lo salah paham"
"Terserah lo" Andra menyandarkan punggung pada sofa. Kepalanya menengadah dengan mata terpejam.
Rasa cemburu ini benar-benar menguras tenaga Andra. Beberapa kali ia mengatur napas guna meredakan amarahnya. Ia tak ingin melampiaskan ke Deva. Kembali terngiang suara Melvin saat dirinya menelpon Deva. Tanpa menunggu lama sampai ia melupakan kembaliannya, bergegas ia menancapkan gas menuju rumah Deva. Bak kesetanan, ia mengendarai motornya tanpa peduli dengan kecepatan kendaraan serta berapa kendaraan yang ia dahului. Pikirnya ia harus cepat bertemu Deva.
Melihat sikap Andra, Deva pun sedikit merasa bersalah. Gadis itu bangkit dan berpindah duduk di sebelah Andra. Laki-laki itu tak bergeming, tetap pada posisinya.
"Andra" panggilnya lirih. Beberapa kali ia menoel lengan Andra, mencoba mengambil atensi sang pacar. Deva terus memanggil nama Andra namun tetap saja tak ada pergerakan.
"Katanya lo gak marah, ini kok marah?"
Andra menghela napas berat "Sebenarnya selama kita pacaran, gimana perasaan lo ke gue?" tanya Andra tanpa membuka mata.
"Maksud lo apa?"
"Sebenarnya lo suka gue apa nggak?Apa selama ini gue terlalu maksa lo dengan hubungan kita?"
"Lo ngomong apa sih Dra? Gue gak suka nada bicara lo ya!"
Andra membuka matanya "Boleh gak gue egois? Gue pengen lo jadi milik gue, cuma gue. Gue gak suka lo deket sama cowok manapun, terlebih itu mantan lo. Gue mau lo cuma liat gue, semua hal cuma tentang gue. Boleh gak?" Deva terdiam. Nada bicara Andra terdengar aneh, tak seperti Andra yang biasanya.
"Maaf gue egois, maaf kalo gue terlalu maksa lo. Maaf gue gak bisa nahan perasaan gue Dev. Tiap deket lo, gue bahkan gak kenal diri gue sendiri"
"Gue udah terlalu jatuh sama lo. Gue berasa gila setiap liat lo sama Melvin. Kalo aja akal sehat gue gak main, pengen banget gue bunuh dia"
"Gak usah ngadi-ngadi lo!" Bentak Deva sambil memukul lengan Andra dengan sangat keras. "Lo kenapa deh? Bisa gak sih denger dulu penjelasan gue? Jangan asumsikan semua hal di kepala lo itu. Gue gak tahu tuh anak tahu rumah gue dari mana. Gue kira itu Dion makanya gue kasih dia masuk. Kalo dari awal gue tahu itu Melvin, gue gak bakalan mau ketemu"
"Gue percaya sama lo. Gue cuma cemburu, sorry" ucap Andra lalu bangkit dari sofa.
"Lo mau kemana?" tanya Deva panik.
"Kayaknya dia udah pergi, lo aman. Gue balik ya" ucap Andra sembari mengusap pipi Deva. Wajah gadis itu tiba-tiba cemberut. Dengan kesal di tepisnya tangan Andra dari wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANDRA
RomanceFollow sebelum baca ! Devanatasya Kennan, seorang mahasiswi sederhana yang bekerja di sebuah cafe kecil. Kecuali sahabatnya, tak banyak yang tahu jika ia berasal dari keluarga berada termasuk kekasihnya. Dengan alasan perbedaan statuslah yang akhirn...