Happy Reading!
______________Bocah Kutub
Gue jemput
Ga usah, gue sama Ajeng
Lo juga masih ada latihan kan?otw!
"Udah di bilangin gak usah, batu banget" gumam Deva sembari membalas pesan Andra.
"Kenapa?" Tanya Ajeng
"Si Andra mau jemput gue. Padahal tuh anak lagi latihan"
"Terus kita gimana? Gak jadi makan?"
"Sorry ya gue gak gabung. Anaknya udah di jalan nih" Ajeng mengangguk maklum sedangkan Namira mendengus sinis.
"Iya yang udah ada pacar, ngebucin teross" celetuk Namira.
"Sirik lo?" Namira mendelik tajam mendengar ucapan Deva.
"Idih, gue? Sirik? No no no. Gue gak ada istilah sirik sama pasangan bucin bin alay macam lo berdua. Gak setia kawan!"
Kompak ekspresi Deva dan Ajeng menggambarkan kegelian yang luar biasa "Ngaca anjir, lo itu bulol terparah yang pernah ada. Lo juga sama Kino kadang lupa habitat"
"Nih kaca" imbuh Ajeng sembari menunjukkan benda pipih bulat yang langsung Namira tolak mentah-mentah.
"Jangan samain gue sama nih anak curut. Gue mah mencintai secukupnya aja. Lowkey. Down to earth, gak di umbar-"
"Halah banyak kaidah lo. Udah gue mau pulang. Nahan berak gue denger teori lo"
"Emang temen biadab lo!" Deva mengabaikan omelan Namira dan berjalan cuek menuju pintu keluar yang di akhiri dengan menunjukkan jari tengahnya yang semakin membuat Namira murka.
"Emang sialan tuh manusia. Liat noh temen lo, mentang-mentang punya pacar makin bertingkah aja"
"Sadar itu temen lo juga Ra!"
"Dih, ogah!
Di sisi lain, Deva tengah duduk di bangku halte depan kampus menunggu kedatangan Andra sembari menunggu ia membaca komik. Saking fokusnya ia membaca, tak sadar jika dari tadi seseorang memandangnya dengan senyum penuh arti.
"Sendirian aja neng" sontak Deva mendongak kala laki-laki itu kini berdiri di hadapannya.
"Oh, lo" gadis itu hanya menjawab seadanya lalu matanya kembali pada buku di tangannya.
"Kok belum pulang?"
"Lagi nunggu jemputan" ujar Deva. Tanpa izin, Melvin duduk di sebelah gadis itu. Sebenarnya, Deva masih merasa sedikit risih walaupun mereka sudah baikan. Tapi akhir-akhir ini Melvin terlihat begitu antusias mendekatinya, entah dalam konteks apa.
Deva bergeser sedikit karena Melvin duduk terlalu dekat. Sayangnya, Melvin seakan tak ingin mengikis jarak antara mereka, ia pun ikut bergeser. "Bentar lagi kayaknya hujan, yakin masih mau nungguin?"
"Gapapa kok
"Aku antar ya?""Gak usah, bentar lagi datang kok" lama-lama Deva merasa tak nyaman di tatap lekat oleh Melvin. Ingin rasanya ia pergi menjauh dari sana.
Beberapa kali Deva mendengus kesal sambil melirik jam tangannya. Mana sih nih bocah kutub lama banget. Terakhir ia memeriksa ponselnya, tak ada balasan dari Andra.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANDRA
RomanceFollow sebelum baca ! Devanatasya Kennan, seorang mahasiswi sederhana yang bekerja di sebuah cafe kecil. Kecuali sahabatnya, tak banyak yang tahu jika ia berasal dari keluarga berada termasuk kekasihnya. Dengan alasan perbedaan statuslah yang akhirn...