Chapter - 44

1K 43 0
                                    

Happy Reading!
_________________

  Deva duduk diam di lantai dengan tatapan lurus pada sosok Andra yang tengah berkutat dengan kegiatannya di dapur. Sesekali Andra menoleh ke belakang ke arah Deva, gadis itu masih setia dengan wajah datarnya.

  Tak lama Andra kembali dari dapur dengan segelas susu di tangannya. Ia duduk tepat di sebelah Deva lalu mengulurkan susu itu padanya. Deva menerima tanpa suara lalu meletakan di hadapannya. Hening lagi.

  Tangan Andra bergerak terulur menarik tangan Deva. Masih di selimuti rasa kesal, ia menepis tangan pacarnya. Kalau Deva sudah begini, tentunya membuat Andra tak tenang. Ia lebih memilih Deva mengomel padanya daripada harus diam seperti ini.

  "Itu.. susunya diminum dulu" ujar Andra yang mencoba membuka percakapan.

  Deva menghembuskan napas berat lalu beralih menatap Andra. Walaupun diamnya Deva membuatnya sedikit takut, tapi melihat wajah kesal Deva saat ini mau tak mau harus Andra akui, ia begitu menggemaskan. Sayangnya ia hanya bisa mengagumi dalam diam. Saat ini Deva sedang berada di mode senggol bacok.

  Tangannya terlipat di dada, menandakan Deva tengah menuntut sesuatu dari Andra, dan tentunya ia tahu apa yang Deva inginkan.

  "Minum dulu" ucap Andra lagi. Dengan cepat meneguk susu itu dan kurang dari semenit telah tandas, sementara Andra dibuat menganga dengan apa yang Deva lakukan.

  "Tenggorokan lo gapapa? Itu masih panas"

  "Langsung ke inti, apa yang lo omongin sama Namira?" Andra terdiam, tampak berpikir sejenak. Ia sendiri bingung harus mulai darimana.

  "Kita mulai dari apa yang lo obrolin sama Namira" bak cenayang, Deva seakan tahu isi kepala Andra.

  "Tadi, kita lagi bahas Keyla"

  "Keyla? Dia kenapa? Dan kenapa Namira bahas si Keyla sama lo?"

  Andra tak tahan untuk menyentil dahi Deva. Gadis itu meringis sambil mengusap dahi yang sebenarnya tak sakit. "Tanya satu-satu. Gue bingung mau jawab apa"

  "Ya udah jelasin, gue dengerin"

  "Namira mungkin udah cerita tentang dia sama Keyla kan?" Deva mengangguk "Namira juga cerita kalo Keyla ancam lo?"

  "Ancam? Dia bilang apa?"

  "Keyla hampir bunuh Namira karena dia belain lo, dia juga bilang bakalan.. bunuh lo" Deva terbelalak tak percaya dengan ucapan Andra. Mana mungkin? Keyla? Ya walaupun gadis itu begitu menyebalkan dan sedikit terlihat licik, tapi tak pernah terbersit di pikiran Deva kalau Keyla mampu memberi ancaman pembunuhan untuknya.

  "Gue pikir dia gak ada maksud buat ngomong gitu. Orang yang lagi emosi bisa ngomong apa aja"

  "Lo gak tahu dia Dev"

  "Terus, lo tahu banyak tentang dia?"

  "Pokoknya lo harus hati-hati sekarang"

  "Dari apa? Keyla? Dia gak mungkin berani"

  "Keyla pernah bunuh orang Dev" Deva terbatuk karena tersedak ludahnya sendiri.

DEVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang