Happy Reading!
________________
Melvin terlihat pasrah ketika dirinya di tarik ke sana kemari oleh gadis yang resmi menjadi tunangannya beberapa hari lalu. Seharusnya hari ini ia menikmati hari liburnya di rumah. Namun entah kesialan apa yang menimpanya hari ini sampai gadis ini datang pagi-pagi buta dan merengek minta di antar belanja. Dan disinilah dia akhirnya berada.Akhirnya mereka sampai di sebuah tempat yang dipenuhi oleh pernak pernik khas cewek yang cukup membuat seorang Melvin pusing. Gadis itu berlari mendekat ke arah salah satu rak sedangkan Melvin memilih duduk di salah satu sofa warna neon. Ia melirik sekilas Vina tanpa minat lalu beralih pada ponselnya.
Cukup lama ia fokus pada layar ponselnya sampai akhirnya buyar akibat teriakan dari Vina. Dari jauh terlihat gadis itu tengah berdebat dengan seseorang yang tak asing di mata Melvin. Dengan langkah cepat ia menghampiri Vina lalu melerai perdebatan kedua perempuan itu. Seseorang juga ikut andil melerai keduanya namun kelihatannya ia cukup payah mengingat bagaimana sengitnya perdebatan antar keduanya.
"Kino! Kenapa nih?" Tanya Melvin sembari melerai Vina
"Ini.."
"Aku duluan yang ambil ini!" Ucap Vina sengit
"Gak, gue duluan di sini. Lo yang nyerobot gak jelas" balas Namira tak kalah sengit sambil menarik benda di tangan Vina
"Gak, ini punya aku"
Terjadilah aksi tarik menarik tanpa ada yang mengalah. Melvin dan Kino terlihat sangat lelah dengan kelakuan pasangan mereka. Kesal, malu, lelah bercampur jadi satu. Tak sedikit pengunjung di sana mulai berkerumun untuk sekedar menonton tanpa berniat untuk menbantu untuk melerai. Bahkan pegawainya pun di buat kicep karena tak ada satupun yang berani mendekat.
Sampai akhirnya perdebatan itu di akhiri dengan rusaknya barang itu karena tarikan yang terlalu kuat. Namira yang melihat itu hanya bisa menatap menyesal sedangkan Vina yang sudah terlalu kesal hanya melempas asal sisa bagian yang rusak.
"Rusak" desis Namira sambil mengutip sisa barang yang berceceran. "Padahal ini kesukaan Deva" ia menatap sedih gelang dengan liontin boba yang sudah putus dan berserakan di lantai.
"Ini gara-gara lo!" Bentak Namira
"Kenapa jadi salah aku? Kan kakak yang narik. Coba aja kalau kakak gak narik, mungkin gak bakalan putus" ucap Vina tanpa rasa bersalah lalu menatap Melvin "Ini bukan salah aku kan kak?"
Melvin memilih diam, tak berniat untuk bergabung dalam drama perempuan ini. Apalagi terlibat dengan gadis seperti Namira. Jujur saja, dibandingkan Deva dan Ajeng, Namira adalah gadis yang sangat berbahaya. Bukan cuma lisan namun tak akan segan secara fisik.
"Kakak" rengek Vina menggoyangkan lengan Melvin karena tak kunjung mendapat pembelaan.
"Cih, jijik banget gue lihat cewek sejenis ini. Jadi cewek yang kayak gini tipe lo sekarang?" gadis itu menatap Vina dari atas sampai bawah dengan tatapan remehnya "Ini mah beda kelas sama Deva" celetuknya.
"Maksud kakak apa?" Sepertinya ucapan Namira cukup menyulut emosinya.
"Lo kan pinter? Tanpa gue jelasin, lo harusnya udah paham. Paham dong ya, masak nggak"
"Sayang udah" Kino berusaha menarik pacarnya sebelum ia benar-benar murka. Tak ingin mereka menjadi bahan tontonan lebih lama, Melvin menarik Vina lebih dulu.
"Biar gue yang bayar" Ucapnya Melvin.
"Kak, ngapain sih? Itu kan salah mereka. Biarin aja tuh cewek yang bayar" Ujar Vina tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANDRA
RomanceFollow sebelum baca ! Devanatasya Kennan, seorang mahasiswi sederhana yang bekerja di sebuah cafe kecil. Kecuali sahabatnya, tak banyak yang tahu jika ia berasal dari keluarga berada termasuk kekasihnya. Dengan alasan perbedaan statuslah yang akhirn...