Chapter - 14

1.7K 99 2
                                    

  
Happy Reading

_____________________

   Deva duduk di balkon sambil memandang langit pagi. Biasanya ia tak pernah bangun sepagi ini walaupun fakta sebenarnya adalah pukul sepuluh, menurutnya ini terlalu pagi untuk Deva yang selalu bangun siang.

   Ia mengambil ponselnya dan membuka salah satu sosial medianya. Terlihat beberapa foto dirinya dengan Melvin yang terposting kembali di akunnya. Ini pasti kerjaan Melvin saat mereka berbaikan dulu.

   Deva menghapus satu persatu foto dirinya bersama Melvin sekaligus menghapus kenangan yang hampir dua tahun mereka rangkai. Jujur, hati Deva belum sepenuhnya melupakan sosok Melvin. Terkadang ia merindukannya, namun ia berusaha sekuat tenaga untuk melupakan laki-laki itu.

   Tanpa sengaja tangannya menekan tombol lain dan terlihat sebuah akun dengan nama  yang cukup familiar. Sejak kapan bocah ini mengikuti akunnya??

   Terlihat hanya ada satu postingan foto di akunnya. Deva akui, dibalik wajah datar dan dinginnya, Andra terlihat tampan dengan jersey kuning yang melekat di tubuhnya. Namun sayang, hanya ada satu postingan di akunnya.

   Tiba-tiba ia tertawa geli dengan pemikirannya sendiri. Ada apa dengannya Tidak mungkin kan  ia tertarik dengan bocah SMA yang usianya cukup jauh di bawah Deva.

   Tiba-tiba ponselnya berdering dan ia cukup terkejut dengan nama seseorang yang tertera di layar. Dengan cepat ia menggeser tombol hijau.

   "Ya"

   "Dimana?

   "Di rumah?"

   "Sibuk?"

   "Hm gak juga. Kenapa?"

   "Temenin gue. Bentar lagi gue sampai"

   Deva langsung berdiri karena terkejut dengan ucapan mendadak Andra "Kemana??"

   "Siap-siap aja. Ntar juga tau" ucapnya lalu mematikan telepon. Deva panik dan segera berlari ke arah kamar mandi.

  Beberapa menit setelah bersiap-siap, ponsel Deva kembali berdering, terlihat kembali nama 'Bocah Kutub' tertera dilayar dan langsung di angkat oleh Deva.

   "Gue udah sampai"

   "Oke, ini gue udah mau keluar" ia langsung mematikan telepon dan mengambil tas kecil di atas meja.

   Deva keluar dari rumah, terlihat Andra dengan jersey kuning yang tadi ia lihat di akunnya yang ditutup dengan Denim hitam.

  "Kita mau kemana?" Bukannya menjawab, Andra malah menatap penampilan Deva dari atas sampai bawah. Penampilan simple dengan celana panjang hitam dengan atasan yang sedikit terbuka di bagian pundak.

   Andra melepas jaket lalu melemparnya pada Deva. "Pake" ucapnya Andra.

   "Kenapa? Lo aja yang pake"

   "Panas"

   "Lo aja kepanasan apalagi gue. Lagian jaket lo tebal" ucap Deva seraya mengembalikan jaket Andra.

   "Nurut aja bisa??" Ucapnya dengan penekanan.

  Deva yang hendak menolak lagi langsung membatalkan niatnya dan langsung mengenakan jaket Andra ketika melihat tatapan tajam dari bocah itu. Entah kenapa terlihat cukup menakutkan untuknya


✵✵✵✵✵

   "Sebenarnya, lo mau ngajak gue kemana sih? Ini juga tempat apaan?" Tanya Deva yang sedari tadi bingung mengikuti langkah Andra. Namun tak ada jawaban dari Andra karena ia tetap berjalan.

DEVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang