Chapter - 43

1.1K 44 6
                                        

Happy Reading!
________________

"Kalian tadi lagi ngomongin apa sih?" Kembali pertanyaan itu meluncur dari mulut Deva. Sudah ketiga kalinya ia melontarkan pertanyaan yang sama, tapi Andra tampak enggan memberi jawaban.

"Tempe bacem lo mau habis, gue pesenin lagi ya"

"Setelah tempe apalagi? Segitunya ya gue gak boleh tahu sama apa yang kalian bicarain?"

"Gak ada apa-apa kok Dev, kita cuma ngobrol biasa" Deva menghela napas. Sepertinya percuma saja ia bertanya, sangat tidak berguna.

"Oh oke" kali ini Deva memutuskan untuk tak bertanya lagi. Ia kembali pada makanan di hadapannya meskipun kali ini ia merasa setengah hati, kini ia sudah kehilangan selera makannya.

Tentu saja sikap Deva tak luput dari mata Andra. Sebenarnya ini bukan masalah yang sangat serius, hanya saja ia memang tak ingin mengatakan apa yang Namira beritahukan. Mungkin belum.

"Mau tempe bacemnya lagi?" Deva menggeleng pelan sembari mengaduk nasi.

"Udang?"

"Gak usah" ujarnya ketus. Andra pun memilih diam. Sepertinya suasana hati gadis ini sedang buruk karena dirinya.

Setelah membayar makanan, mereka kembali ke mobil Andra. Tak ada perubahan, Deva masih bungkam sambil memainkan ponselnya. Hanya lagu di radio yang memecah keheningan di dalam sana.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di kost Ajeng. Tanpa sepatah kata keluar dari gadis itu. Bergegas melepas sabuk pengaman lalu keluar tanpa pamit.

"Deva tunggu" Andra bergegas keluar menyusul Deva yang sudah mendekat ke arah gerbang. Deva mengabaikan panggilan Andra dan tetap berjalan masuk.

"Deva jangan gini" Andra menarik lengan Deva pelan. Gadis itu hanya memasang wajah datar.

"Gue bakal jelasin semuanya, tapi gak sekarang Dev. Jangan marah ya"

"Oke, gue bakal berhenti marah, tapi gak sekarang" ujar Deva tak mau kalah.

"Iya-iya, gue bakalan jelasin" ujar Andra. Akhirnya Andra pun menyerah. Melihat bagaimana sikap gadis itu, anehnya itu membuatnya takut sendiri.

"Sekarang?"

"Iya"

"Oke, jelasin di atas" gadis itu mendahului pergi tanpa menunggu Andra.

"Emang paling gak bisa gue kalo lo kayak gini Dev" gumam Andra.

* * *

Suara langkah kaki berat berhenti di di depan pintu yang terbuka, menampakan sosok gadis yang tengah duduk di meja rias tengah menyisir rambut panjangnya.

Tanpa permisi, laki-laki itu melangkah masuk ke kamar tersebut, mendekat ke arah gadis itu. Ia menatap lama gadis yang tengah bersolek itu dengan senyum terangkat.

"So pretty" ucap laki-laki itu
Pandangan Keyla langsung teralihkan pada sosok di belakangnya lewat cermin, ia membalas senyuman itu.

"Andra gak suka cewek jelek. Jadi aku harus tetap kelihatan cantik, kan?" Mendengar penuturan Keyla, senyum laki-laki itu langsung memudar. Sialan, Keyla benar-benar merusak moodnya.

DEVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang