Chapter - 19

1.6K 95 2
                                    


HAPPY READING!

🍁  🍁  🍁

   Paparan sinar matahari sore menembus jendela kamar Deva, mau tak mau ia pun terbangun dari tidurnya. Ia melirik jam tangan yang masih ia kenakan yang menunjukkan pukul setengah enam sore.

   Ia bangkit dari tempat tidur lalu berjalan menuju balkon. Ia menutup mata, menikmati suara deburan ombak serta angin yang meniup wajahnya.

    Matanya terbuka ketika terdengar  sebuah ketukkan pintu. Ia berjalan gontai menuju pintu lalu membukanya. Seorang anak laki-laki dengan kaos putih dan celana selutut berdiri di depan pintu dengan sebuah kantong plastik di tangannya

   "Lama banget buka pintunya"

   "Gue baru bangun. Kenapa?"

   Andra menggoyangkan kantong plastik di depan wajah Deva "Ayo turun"

   "Ini apaan?"

   "Nanti juga lo tahu. udah mandi?" Deva menggeleng kepala "Ya udah sana mandi dulu, gue tunggu di lobby" ucap Andra dan berlalu meninggalkan Deva

   Beberapa menit kemudian Deva menyusul Andra ke lobby. Ia keluar dari lift dan berjalan mendekati Andra yang tengah sibuk dengan buku di tangannya.

    Niat jahil Deva keluar. Ia berjalan pelan lalu mendekatkan wajahnya ke Andra berniat untuk mengejutkannya. Namun diluar perkiraan, tiba-tiba Andra menoleh ke samping dan jadilah wajah mereka bertemu dengan jarak kurang dari sepuluh senti. Deva dengan cepat memundurkan badannya sedangkan Andra hanya menatap heran dengan alis terangkat

    "Lo ngapain?"

   Deva menggeleng cepat "G-gak ngapa-ngapain" ucapnya sedikit gugup

   "Terus ngapain lo deket-deket? Ah gue tahu.. lo mau cium gue ya?"  goda Andra

   Spontan Deva memukul keras lengan Andra yang membuat Andra meringis "Gak ada ya. Gue tadinya cuma mau iseng, tapi malah.. ah udahlah gak usah di bahas" ucapnya kesal lalu duduk di sebelah Andra

   Andra menatap Deva dari atas sampai bawah "Lo yakin cuma pake pakaian kayak gini?" Tanya Andra

   Deva memeriksa badannya "Ada yang salah?" Tanya Deva bingung

   "Baju lo terlalu terbuka. Nanti lo malah kedinginan" bukannya mengindahkan ucapan Andra, Deva justru mengedikkan bahu cuek.

   "Nih bawa keluar. Namira sama yang lain ada di luar" ucap Andra memberikan kantong plastik yang ia bawa tadi

   "Terus lo?"

   "Ntar gue nyusul" tanpa menunggu jawaban Deva, Andra bergegas menuju lift

   "Apa sih tuh bocah freak banget"

   "Apa sih tuh bocah freak banget"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DEVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang