Chapter - 29

1.2K 55 0
                                    


Happy Reading!
________________

"Emang cowok sialan gak tahu malu!" Umpat Namira penuh emosi. Ajeng memilih diam, begitupun Deva yang sedari tadi hanya menatap keluar jendela mobil. Sesekali Ajeng memeriksa keadaan Deva. Jangan lupa Kino yang tengah mengemudi. Laki-laki itu juga memilih diam daripada ikut berkomentar ketika Namira tengah marah.

Beberapa menit kemudian sampailah mereka di kost Ajeng. Deva keluar lebih dulu melangkah menuju kamar disusul oleh Ajeng. Di dalam mobil, Namira masih menumpahkan kekesalannya.

"Gila gak sih?" Kino hanya bisa mengangguk.

"Iya sayang iya. Udah dong kamu marah-marah, gak capek apa dari tadi mulut kamu ngoceh mulu yang"

Namira mendelik sambil berkacak pinggang "Oh, kamu gak terima aku ngomongin sahabat kamu?"

"Gak gitu. Lagian kan tadi kamu udah marahin dia juga kan. Ngapain buang tenaga buat ngomel lagi. Percuma yang kamu omelin juga gak ada di sini"

"Aku belum puas!" Tekan Namira "Sebelum aku bisa buang dia ke laut, aku belum puas"

Kino hanya terkekeh dengan ucapan Namira yang terkesan seperti bocil. Dengan gemas dicubitnya pipi Namira sehingga gadis itu meringis.

"Iya nanti kita buang si Melvin bareng-bareng ke laut" ucap Kino lalu menepuk kepala Namira lembut "Ya udah aku pulang, kamu temenin Deva. Kalo ada apa-apa kabarin aku ya" Namira mengangguk cepat lalu melambaikan tangan ketika Kino telah masuk ke mobil.

Disisi lain, Melvin yang baru saja sampai di rumahnya, dengan kasar menendang pintu utama. Sontak semua yang berada di dalam rumah terkejut bukan main, termasuk mamanya yang kebetulan baru menuruni tangga. Dengan langkah cepat Sandra menuruni tangga lalu menghampiri Melvin. Terlihat tatapan tak bersahabat menyambut Sandra.

"Sayang, kamu kenapa nak?" Ucap Sandra sambil memegang tangan Melvin namun dengan kasar di tepisnya.

"S-sa-sayang kenapa? Kenapa kamu tiba-tiba kayak gini?" tanya Sandra lagi terbata-bata.

"Mama udah puas?"

Sandra mengernyit bingung "Kenapa nak?"

"MAMA UDAH PUAS, HAH!" Sandra tersentak dengan nada bicara Melvin.

"Melvin, kamu bentak mama?" Tanya Sandra tak percaya.

"Apa salah mama Melvin? Kenapa kamu berani bentak mama?"

"Karena mama udah kelewat!"

"Kenapa? Ada apa?"

"Mama ngapain ngelabrak Deva?"

Netra wanita itu melebar dengan ucapan anaknya. Bagaimana Melvin bisa tahu?

"Kamu ngomong apa sayang"

"Mama gak usah bohong! Aku udah tahu semuanya! Mama ngelabrak dia, nuduh Deva sembunyiin aku! Kalian udah gila?"

"Melvin, ini gak seperti yang kamu pikir. Ini salah paham. Siapa yang kasih tahu kamu? Deva? Dia ngarang apa lagi? Mama benar-benar gak nyangka dia bisa fitnah mama kayak gitu"

"Deva terus! Apapun masalahnya selalu Deva yang kalian tuduh, ini bukan salah dia. Aku pergi karena keegoisan kalian!"

"Bisa gak kalian gak usah ganggu Deva lagi" pintanya.

"Kamu kenapa Melvin? Kamu bilang gak peduli sama cewek itu, sekarang kamu belain dia dan berani bentak mama?"

"Aku gak belain dia ma, kali ini emang mama sama Vina udah keterlaluan"

DEVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang