Chapter - 48

1K 41 3
                                    

Happy Reading!
_______________

Siang begitu cerah. Andra tengah membaca buku di taman depan kelasnya. Ia tengah menghapal setiap materi untuk ulangan nanti. Namun Andra dibuat kesal karena bayangan seseorang menghalangi sehingga konsentrasinya terganggu.

"Minggir. Gue gak bisa baca" ujar Andra tanpa menoleh siapa yang menghalangi.

"Sorry" salah seorang gadis menyamping sementara yang satunya masih berdiri sambil tersenyum malu-malu. Gadis dengan jepit rambut kupu-kupu mengulurkan sesuatu yang ia bawa sedari tadi dengan tangan yang sedikit bergetar.

"I-ni buat kamu" ujar gadis itu tampak gugup.

"Gue gak ulang tahun" jawab Andra datar tanpa menoleh sedikitpun.

"Ini kenang-kenangan buat kamu Dra. Bentar lagi kan kita lulus" sayangnya Andra terlalu fokus dengan bukunya. Ekspresi wajah gadis itu langsung berubah sedih karena Andra tak kunjung menerima barang yang ia berikan. Terpaksa ia meletakkannya di sebelah Andra.

"Andra aku mau ngomong"

"Hm"

Gadis itu menarik napas beberapa kali. Ia mengangguk ketika temannya yang berdiri tak jauh darinya memberi semangat lewat gerakan.

"Andra, sebenarnya aku udah lama suka sama kamu. Kamu mau gak ja-"

BRAK!!

Sebuah benda jatuh tepat mengenai kepala gadis itu. Teriakan histeris orang-orang di menggema di seluruh area sekolah. Andra tak kalah terkejut kala gadis itu sudah tersungkur bersimbah darah di hadapannya. Teman gadis itu berteriak histeris sambil menggoyang-goyangkan tubuh gadis itu.

"Ren bangun Ren! Woy tolongin Reni! Telpon ambulance!" Teriak gadis itu. Semua orang mulai berkerumunan, namun mereka hanya memandang tubuh gadis itu.

Pot bunga? Andra menoleh ke atas dimana terdapat pot anggrek yang berjejer. Jelas sekali ia melihat Keyla berdiri di sana tengah menutup mulut dengan ekspresi terkejut. Apakah Keyla pelakunya? Keyla yang mendapati dirinya tertangkap oleh Andra langsung melarikan diri.

"Woy tunggu!"

"Andra.." Andra yang hendak mengejar Keyla mengurungkan niatnya ketika seseorang memanggilnya. Mendadak suasana di sekitarnya sepi. Kerumunan orang-orang tadi menghilang begitu saja. Yang ia dapati hanya gadis itu yang terus memanggil namanya. Namun anehnya, gadis itu tampak berbeda.

"Andra.. sakit" rintih gadis itu. Andra menyibakkan surai hitam itu dan betapa terkejutnya Andra mendapati orang itu bukan orang yang sama, melainkan Deva.

"Deva?" Andra menarik Deva ke pangkuannya. "Dev, lo kenapa bisa di sini? Kenapa lo berdarah? Kita ke rumah sakit ya" Deva menggeleng pelan.

"Dia bukan orang baik" ucap Deva pelan.

"Maksud lo?" Deva menunjuk ke satu arah. Pandangan Andra langsung ke arah yang Deva tunjuk. Seseorang berdiri tak jauh dari tempat mereka. Tak tampak jelas siapa orang tersebut karena orang itu membelakanginya.

"Terlalu mengganggu, dia harus mati" ujar orang tersebut sembari tertawa. Sebelum Andra sempat mendekat, tiba-tiba saja dia merasa di tarik dan seketika itulah ia membuka matanya.

DEVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang