Chapter - 50

599 19 0
                                    

Happy Reading!!
______________


  Raka berjalan tergesa-gesa menyusuri koridor rumah sakit. Ini adalah waktu yang tepat untuk menyelesaikan semuanya sebelum terlambat. Dadanya bergemuruh hebat, entah karena langkah cepatnya atau karena hal lain yang membuatnya terlalu gugup. Entahlah.

  Sampailah ia di salah satu ruangan. Cukup lama ia berdiri di depan pintu, merasa ragu untuk masuk. Kegugupannya kembali menyeruak pada dirinya hingga Raka tak sadar jika seseorang membuka pintu itu "Kamu ngapain di depan pintu?" Suara itu berhasil mengejutkan Raka.

  "Sampai segitunya kamu terkejut?"

  "Ta-tante. Ha-halo. Selamat malam tante" ucapnya gugup.

  "Mau cari Andra ya?"

  "Hm, i-iya tante"

  "Tapi anaknya lagi keluar tuh, ada urusan di kafe. Tapi bentar lagi balik kok. Kamu mau nunggu?"

  "Boleh tante?"

  "Boleh dong. Ya udah masuk gih tunggu di dalam. Sekalian minta tolong jagain Deva bentar bisa gak? Tante mau ketemu om dulu"

  "Bisa bisa tante"

  "Oke deh. Makasih ya" tanpa rasa curiga Shila pun meninggalkan Raka menuju ruangan Bian. Raka menghela napas lega sambil mengusap dadanya. Untung saja semuanya pergi, tentunya ini akan mempermudah tugas Raka.

  Tanpa menunggu lama, Raka pun masuk ke ruangan Deva. Berjalan pelan mendekati ranjang dengan tubuh mungil Deva terbaring disana. Raka sedikit merasa iba melihat keadaan Deva yang tampak lebih kurus serta  wajah pucatnya.

  "Ehem ehem" Raka menatap sekitar guna memastikan tak ada orang selain dirinya dan Deva.

  "Mau sampai kapan pura-pura mati? Lo bisa bangun sekarang. Cuma ada gue di sini"

  "Lo yakin?"

  "Hm"

  Perlahan mata gadis itu terbuka. Setelah memastikan semuanya aman, ia pun bangun. 

  "Gue kira lo mati beneran kak" ucap jahil Raka sembari membantu Deva bangun.

  "Anjir mulut lo amit amit! Astaga... Badan gue sakit banget" keluh Deva sembari memijit pundaknya yang terasa kaku.

  "Gimana gak sakit, tiga hari lo cosplay jadi mayat apa gak kaku tuh badan"

  "Iya sih. Jadi, gimana?" Deva kini tampak serius. Raka merogoh saku jaketnya, mengeluarkan benda hitam berukuran kecil lalu menyerahkannya ke Deva.

  "File yang asli udah gue hapus"

  "Gercep juga ya lo, yakin gak ada yang liat lo?"

  "Tenang aja. Dengan kekuatan Andra si mantan ketos, apa yang gak mungkin jadi mungkin"

  "Wah, cowok gue keren juga ya"

  "Dih apaan, gue yang kerja woy"

  "Iya iya, makasih. Oh ya, Andra gimana di sekolah?"

  "Hmm... Baik sih. Dia rajin ke sekolah dengan riang gembira. Saking senengnya tiap masuk kelas salto dulu"

  "Ck! Lo yang bener lah anjir!"

  "Suami lo jadi zombie noh. Hidup segan mati tak mau anjir. Pusing gue"

  "Hah? Serius?

  "Lah, lo gak percaya? Nih liat..." Dengan penuh semangat Raka menunjukkan foto dan video Andra di galerinya.

  ASTAGA! Ini Andra? Bahkan akalnya menolak itu Andra. Sisi lain yang tak pernah Deva tahu. Dan benar saja, laki-laki itu tampak seperti zombie. Andra yang biasanya terlihat rapi kini tak ubahnya seperti mayat hidup. Lingkar mata hitam itu, sudah pasti Andra tak cukup tidur. Tentu saja lingkar hitam itu ia dapatkan karena menjaga Deva. Ia benar benar merasa bersalah pada Andra.

DEVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang