Chapter - 45

1.1K 44 5
                                    

Happy Reading!
_________________

  Hampir dua jam mobil hitam itu terparkir tak jauh dari kost Deva. Matanya tak beralih menatap salah satu kamar lantai dua yang menghadap ke jalanan. Ia kembali menoleh jam tangannya, jarum menunjukkan pukul tujuh lewat dua menit, ia masih menunggu di sana. Selama dua jam itulah pintu tersebut terbuka, tapi tak sang penghuni tak kunjung muncul.

   Ini bukan kali pertama Melvin melakukan ini. Sebenarnya, hampir setiap hari Melvin diam-diam berada di sekitar sana tanpa sepengetahuan Deva. Tapi kali ini berbeda, ia datang ke kost Deva untuk bertemu dengan gadis itu. Tapi niatnya ia urungkan karena sialnya Deva diantar pulang oleh Andra. Pikirnya, laki-laki itu akan segera pergi setelah mengantar Deva, nyatanya hampir dua jam ini mereka masih di dalam sana.

   Tangan Melvin terkepal kuat ketika Deva keluar dari kamar bersama laki-laki itu. Tampak keduanya begitu mesra dengan Andra yang merangkul Deva sembari mengacak rambut Deva. Deva sendiri hanya tertawa sambil membalas perlakuan Andra. Tak sampai disitu, persis di depan mata Melvin, kembali Andra menjahili Deva. Sempat ada adegan kejar-kejaran sebelum akhirnya mereka masuk ke mobil.

  "Sialan!" Umpatnya sambil memukul stir mobilnya. Hampir saja Melvin hendak menghampiri keduanya, menepis tangan Andra yang begitu lancang menyentuh Deva. Melvin benar-benar di buat cemburu. Kini mobil di depannya mulai melaju. Entah apa yang sedang Melvin pikirkan, ia mengikuti laju mobil tersebut.

   Beberapa menit kemudian, sampailah ia di kawasan perumahan yang terkenal elit. Hingga mereka berhenti di salah satu rumah megah dengan pagar tinggi. Ia sedikit penasaran, mengapa mereka kesini? Pandangan Melvin tak luput sampai mereka berdua turun dari mobil dan berdiri di depan rumah itu.

   Laki-laki itu mencium kening Deva lalu naik ke mobil dan meninggalkan Deva yang masih berdiri di sana.

  "Jangan bilang ini rumah Deva?" terka Melvin. Laki-laki itu masih setia berada di dalam mobil mengawasi rumah di hadapannya bak penguntit.

   Cukup lama ia disana, Melvin memberanikan diri keluar dari mobil dan mendekat ke arah gerbang. Ia berdiri cukup lama di sana memperhatikan rumah itu sampai seseorang mengagetkannya.

   "Ada yang bisa di bantu mas?" Tanya pria dengan seragam hitam yang entah darimana datangnya.

   "Eh, s-saya mau.. cari temen saya pak"

   "Teman? Siapa ya mas? Warga sini juga?" Melvin mengangguk ragu.

   "Kalau boleh tahu nama temannya siapa mas? Barangkali saya kenal" Melvin berpikir sejenak lalu mengambil ponselnya lalu menunjukkan sebuah foto.

   "Ini pak" Pria itu memicingkan mata.

   "Oalah mbak Deva"

   "Bapak tahu?"

   "Yo tahulah mas. Wong ini majikan saya"

   "Majikan?"

   "Iya mas. Tapi kalau boleh tahu mas siapa? Ada keperluan apa sama mbak Deva?"

   "Hm, itu.." ucapan Melvin tertahan ketika sebuah dering ponsel dari satpam berbunyi.

  "Iyo mbak"

DEVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang