Happy Reading!
_________________Suasana canggung sangat terasa di sisi lapangan itu. Tatapan seorang gadis berpakaian cheerleader pada Deva tak teralihkan dari beberapa menit yang lalu. Deva sadar akan hal itu, namun tetap berusaha tenang sembari memainkan ponselnya. Sesekali ia merutuki Andra yang meninggalkannya dengan kawanan gadis ini.
"Wah sering-sering aja kali ya dapet traktiran pajak gini, kan gue jadi kecipratan" celetuk seseorang namun ia sedikit menyesal karena mata tajam Keyla justru berpindah kepadanya dan membuat suasana semakin mencekam.
"Lo masih sekolah? Anak mana?" Tanya salah seorang dengan rambut berkuncir dua mengalihkan topik.
"Kok lo bisa kenal Andra?" Tanya yang lainnya
"Dia salah satu karyawan Andra" Keyla menjawab lebih dulu sebelum Deva membuka suara. Entah kenapa Deva tak suka dengan nada bicara Keyla.
"Oh, karyawan? Bukan pacar? Tapi kalo gak salah inget, pas tanding lo ke sini juga kan?"
"Oh iya-iya. Satu sekolah sampai heboh gara-gara Andra gandeng cewek" imbuh gadis lainnya.
"Gue gak yakin lo cuma sekedar karyawan buat Andra"
Deva mengernyit "Maksudnya?"
"Andra itu cukup populer di sekolah maupun sekolah lain. Banyak yang deketin tapi dia tuh kayak alergi kalo deket sama cewek. Nah pas dia gandeng lo secara terang-terangan ya kita semua kaget karena seorang Andra loh gandeng cewek" ucap gadis berambut pendek dengan antusias. Yang lain mengangguk setuju.
Perlahan ekspresi Keyla berubah, senyum kecil muncul walau terkesan dipaksakan. "Ngomong-ngomong kakak kok bisa di sini? Ada keperluan apa?" Ucapnya hendak mengalihkan topik.
"Gue bawa pesenan" jawabnya singkat. Deva benci suasana ini. Mulai dari tatapan Keyla, nada serta cara berbicara Keyla padanya, Deva tak nyaman dengan itu. Ekspresi gadis itu juga sangat terang-terangan menunjukkan tanda tak suka.
"Kakak ke sini sendiri?" tanya Keyla lagi. Samar-samar Deva menghela napas pelan lalu mengangguk pelan sebagai jawaban dari pertanyaan Keyla.
Keyla melirik jam tangannya. "Udah sore banget loh, kakak gak balik? Lagian kakak juga cukup lama di sini, pekerjaan kakak gimana? Gak mungkin bolos dong"
"Ini jam bebas" kembali , Deva dengan jawaban yang singkatnya.
"Terus kakak pulang sama siapa? Jam-jam segini jarang ada kendaraan umum lewat. Kalau aku pesenin taksi, mau gak? Gak baik loh cewek pulang malam" ucap gadis itu panjang lebar sembari menekan sesuatu di ponselnya.
Deva mengernyit dengan ucapan Keyla. Ada apa dengan gadis ini? Setiap kalimat yang keluar seakan menyuruhnya pergi. Gadis ini berusaha mengusirnya atau bagaimana?
"Itu urusan gue, lo gak perlu repot-repot Key"
"Aku gak merasa direpotkan kok kak" ucap gadis itu dengan senyum yang terlihat menyebalkan bagi Deva. "Aku cuma khawatir kakak--"
"Dia pulang sama gue" ucap Andra yang entah darimana. Laki-laki itu merebut ponsel Keyla lalu membatalkan taksi yang di pesan Keyla.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANDRA
RomantikFollow sebelum baca ! Devanatasya Kennan, seorang mahasiswi sederhana yang bekerja di sebuah cafe kecil. Kecuali sahabatnya, tak banyak yang tahu jika ia berasal dari keluarga berada termasuk kekasihnya. Dengan alasan perbedaan statuslah yang akhirn...