39. Hujan dan Aromanya

53 14 3
                                    


***

"AAAAAA!!!!!"

suara gadis itu terdengar melengking walau sedikit terendam dengan suara gerumuh angin laut.

"woiii! De! elah kayak bawa bocah aja", ucap Althaf sambil menopang tangannya dipinggang, "yah, dia emang bocah ya", lanjutnya sambil melihat Dea yang berlari makin dekat kebibir pantai.

"Ntoppp!!! sini!" teriak Dea sambil melambaikan tangannya.

Sambil membuang nafasnya, Althaf tersenyum kecil dan berjalan mendekat kearah Dea.

"De, jangan terlalu dekat ke air, nanti baju lo basah semua", peringat Althaf sambil setegah berteriak.

"kenapa emang kalau baju aku basah, kan gak masalah", ucap Dea santai.

Althaf langsung menggeleng,"gak, gue yakin lo gak bawaa baju ganti, gak gue bawa pulang lo!", ancam Althaf membuat Dea mendecak julid.

namun Dea tetap mendengarkan ucapan Althaf, ia hanya mendekati ombak, dan berlari kembali ketika ombak datang ketepi.

setelah sesaat bermain, Dea mulai merasa lelah, lalu Althaf mengajaknya untuk duduk beristirahat dan memesan makanan.

"tante Dina jadi balik hari ini?", tanya Althaf setelah memberikan daftar menu kepada pelayan kembali.

"Dea mengangguk, mungkin nanti hampir magrib sampai", jawab Dea seadanya.

"mau gue anter ke bandara, kita jemput bareng", tawar Althaf.

Dea tampak menimbang, namun tampaknya itu bukan tawaran yang buruk.

"boleh", jawabannya menyetujui.

Althaf melihat keadaan disekitar, tempatnya lumayan ramai, banyak keluarga dan pasangan-pasangan yang datang ketempat ini.

pantainya yang indah, dengan pemandangan karang yang ditengah laut, warna air yang jernih, pasir yang putih, benar-benar perpaduan yang indah.

"haa, harusnya gue kesini sama pacar gue, kenapa jadinya sama lo sih"

Dea menatap sinis, "yang ngajak aku siapa?"

"lagian kamu juga jomblo kok", sindir Dea.

Althaf menatap Dea, "heh, lo juga kali, mana cowok yang lo suka udah jadian sama temen sekelas lo lagi", ucap Altahf

Dea menatap lautan sambil menyipit, lalu mengalihkan pandangan kearah Althaf yang sedang menatapnya saat ini, "emang cewek yang kamu suka, suka juga sama kamu?"

Althaf sontak menelan salivanya gugup, ucapan Dea tepat sekali.

sambil menggosok tengkuknya ia menjawa,"ya enggak tau..."

Dea memberikan senyum remeh yang jail," enggak tau atau emang dianya gak suka", ucapnya sambil menjulurkan lidahnya.

Althaf melempar Dea dengan gumpalan tisu yang ada ditangannya, "jangan gitu lo ye"

Dea hanya menaikkan bahunya, "kamukan udah pernah ditolak, jelas dong artinya kalau dia gak suka"

Sambil menarik nafas Althaf menyilak poninya sesaat dan menurunkannya kembali, "De, omongan lo hampir semua bener, tapi kok rasanya gak enak ya", ucap Althaf sambil mengelus dadanya dramatis.

Dea terkekeh, " udah, gak usah drama"

Althaf kembali normal, ia terdiam kembali. Bisa ditebak, ia sibuk memikirkan kalimat yang diucapkan oleh Dea. 

"kenapa kamu gak nyerah aja?", tanya Dea tiba-tiba yang membuat Althaf menatapnya.

Althaf diam sesaat, "lo sendiri? kenapa gak nyerah aja", Althaf bertanya balik.

PARADOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang