***Kia berjalan di koridor yang terbilang masih sepi. Karna saat ini belum jamnya istirahat. Mungkin sekitar 15 menit lagi, baru bel akan berbunyi.
Kia sudah sepakat dengan Daffa, mereka akan keluar lebih cepat untuk mencari beberapa buku panduan hadist dari perpustakaan.
Kebetulan, kelas Kia keluar lebih cepat sehingga ia tak perlu minta izin.
"yuk, masuk!", ajak Kia ketika melihat Daffa ternyata sudah berdiri didepan pintu perpustakaan.
Daffa mendecak, "males", jawabnya cemberut.
Kia mendengus, dari kemarin Daffa merengek tak mau masuk perpustakaan. Daffa sangat tak suka perpustakaan. Alasannya, bau jadul.
Ada-ada saja.
"udah, gausah banyak bacot. Masuk!", perintah Kia tegas.
Daffa memalingkan mukanya lesu, "iyeee iyeee. Masuk nih", jawabnya sambil membuka pintu perpustakaan.
Mereka langsung berjalan ke rak yang berisikan kumpulan buku-buku hadist.
"Daf, ambilin buku itu. Gue gak sampe", pinta Kia.
Daffa hanya menurut.
"gue belum siap buat lomba minggu depan, gimana nih", Daffa menyender lesu pada rak-rak tinggi disana.
"belajar giat lah", jawab Kia judes.
Daffa memanyunkan bibirnya, "gue keseringan gak bisa fokus", jawabnya kecil masih memanyunkan bibir.
Kia melirik Daffa sekilas, "kenapa gak fokus"
"keingat kamuhh!"
PHAM!
Kia menutup buku tebal yang ia pegang dengan keras.
"gue bunuh nih!", judes Kia sambil meninggalkan Daffa dan berjalan menuju meja membaca.
Daffa mengekor, "aaa Kia. Dengerin curhat gue sebentar...", rengek Daffa.
"gue sering belajar sendiri, gue kesepian. Terus gue mikirin elu, kayaknya enak kalo belajar ada yang nemenin. Ditemenin elu", cerocos Daffa tanpa diminta.
Kia berhenti berjalan, membuat Daffa ikutan berhenti. Kia berbalik menatap Daffa.
"alasan lo receh goblok!", sadis Kia sambil mendorong jidat tampan Daffa menggunakan pulpen ditangannya.
Daffa menahan senyumnya, "aku celius kiaaa", canda Daffa dengan logat yang dicadel-cadelkan.
Kia hendak menyahut lagi ketika tiba-tiba terdengar suara yang memanggil Daffa.
"Daffa!", mereka menoleh ke arah suara.
Ternyata Rania teman seangkatan mereka yang baru masuk kedalam perpustakaan.
"oh, hay Kia", sapa Rania lagi.
Kia ikut tersenyum hangat walau Rania tak melihat. Ia sibuk menatap Daffa yang membuang pandangan kearah buku yang ia pegang.
"Daf, gue denger lo mau ikut MQK minggu depan?", tanya Rania antusias.
'gue juga ikut kali', ucap Kia dalam hati.
"heum", dehem Daffa singkat. Kia menatap Daffa. Wajahnya yang tadi manyun-manyun berubah dingin.
Rania tersenyum manis, "semangat Daf!"
Daffa diam tak menjawab.
"nanti acaranya dimana? Gue mau ikutan nonton!"
"heum", dehem Daffa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARADOX
Spiritual[CERITA SELESAI] ✔️ Adakalanya perasaan itu salah memilih tempat berlabuh. padahal perjalanan cinta masih jauh. Namun, ia telah lebih dulu berhenti. serasa terapung ditengah lautan, dengan keadaan hilang daratan. panggil dia Dea. Yang terpaku rasa p...