21. Ternyaman

184 24 3
                                    

***

Waktu hampir Dzuhur, Halaqah Dea dan kawan-kawan sudah lebih dulu dibubarkan dibandingkan Halaqah lainnya. Mungkin karena mereka sudah menyetor banyak hari ini.

"De, kamu kok bisa dibeliin es krim sama Ntop kemaren?", tanya Kia tiba-tiba.

"buat nebus kesalahan",jawab Dea singkat.

"yee, tu Tumbler baru emang ga cukup buat nebus kesalahan?", celah Naysa.

Dea menatap langit-langit aula, "ya kan, ngambil kesempatan juga", jawab Dea sambil menaik-naikkan alisnya.

Naysa tertawa, "pemerasan!"

Dea hanya menyengir. "eh, ngomong-ngomong, jadi kangen sekolah. Udah lama gak ngeliat Keyhan", ucap Dea malu-malu.

Kia langsung menyosor kepala Dea, "tu cowok gak usah di ingat-ingat. Biarin aja situ", peringat Kia.

Dea mendecak, "ya, kenapa emangnya. Keyhan ada salah apa", tanya Dea sambil merengut.

Kalau di pikir-pikir. Keyhan memang tidak ada salah apa-apa. Dea yang menyukai Keyhan, dan ternyata teman dekat Dea dikelas juga menyukai Keyhan, dan Keyhan malah menyukai Naysa. Ada-ada saja...

"Dea masih suka sama Keyhan itu?", tanya Nabiela tiba-tiba.

Dea mengangguk jujur, "iya, Keyhan dari dulu masih baik", ucap Dea sambil memeluk lututnya.

"Keyhan emang baik kesemua orang De... ", sanggah Kia langsung sambil memutar bola matanya.

Dea mendecak, lagi-lagi salah.

"yaudah, aku ke kamar mandi dulu",ucap Naysa tiba-tiba.

"eh, aku ikut Nay", Kia ikutan bangkit dan menyusul Naysa keluar dari aula.

Nabiela menyentuh bahu Dea membuat Dea menoleh.

"kamu belum pernah coba buat ngungkapin perasaan kamu ke Keyhan?", tanya Nabiela tiba-tiba.

Pertanyaan ini masih sama seperti Ramadhan tahun lalu.

Dea menggeleng, "enggak. Gini aja udah cukup kok", jawab Dea jujur.

Nabiela menarik nafasnya, "De, dulu waktu kita naik kelas delapan, ada satu cowok yang datang ke aku, dan dia ngungkapin perasaannya", ucap Nabiela tiba-tiba.

Dea berbalik menghadap Nabiela. Dea mulai menyimak.
"dia bilang, kalau dia udah lama suka sama aku. Aku bilang ke dia. Kalau saat ini masih terlalu dini untuk ngemikirin hal-hal semacam pacaran gitu, dan aku juga gak punya perasaan apa-apa ke dia. Terus dia bilang... "

"aku cuma mau kamu tau, kalau aku suka sama kamu. Dan aku mau nunggu kamu. Sampai kamu, bisa punya perasaan juga ke aku"

Nabiela diam sesaat, mengingat moment lamanya, ketika ia dihampiri cowok yang mengenakan baju koko putih itu.

"dan menurut aku De, akan lebih baik kalau kamu ungkapin aja perasaan kamu ke Keyhan", saran Nabiela.

"Nabiela udah ada rasa gak ke cowok itu?"

Nabiela terhenyak sesaat medengar pertanyaan Dea, ia menarik nafasnya.

"aku gak tau. Aku belum bisa bedain yang nama rasa sayang sebagai teman, dan sayang kepada orang yang ingin dijadikan pasangan", ucap Nabiela jujur.

Dea menghembuskan nafas pasrah, "Udah bertahun-tahun aja Nabiela belum suka sama cowok yang udah jelas-jelas nunggu Nabiela. Apalagi Dea! Dea pasti bukan tipe ideal nya Keyhan", jawab Dea sambil memeluk lutut nya kembali.

PARADOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang