56. Back To Home

49 10 4
                                    

*maaf untuk segala typo yang bertebaran

***

"nih, nih, qawaed lo masih salah", Daffa menunjuk pada teks bahasa arab yang ditulis Kia hingga membuat Kia mendesis.

"haishhh, kok gue bodoh banget sih", Kia mendecak kesal. Pasalnya kesalahannya selalu pada tempat yang sama.

"bukan bodoh, cuma belum mahir", peringat Daffa.

Kia menatap Daffa, "terus lo nya kenapa mudah banget mahirnya"

Daffa menaikkan bahunya.

"udah, lanjut belajarnya", mereka menatap Dina yang meletakkan camilan di hadapan mereka.

"Althaf, bantuin Dea, makan dulu sini", ucap Dina memanggil Althaf dan Dea yang sedang duduk belajar berhadapan dengan meja di antara mereka di atas ranjang Dea.

Althaf membantu Dea untuk turun, mereka ikutan duduk di sofa yang ada dipojok ruangan.

"Naysa sama Rafqi gak mampir?"

"mereka ada jadwal ngajar gitu tante, jadi mungkin mampir nya agak sorean nanti", Kia menjawab pertanyaan Dina.

"mama Kia kapan balik lagi?", Kia langsung mengecek kalender di ponselnya.

"ah! Minggu ini mereka balik", jawabnya yang tidak sadar sudah waktunya orang tuanya berkunjung.

"mama papa Daffa masih lama kan baliknya?", Daffa langsung mengangguk.

"masih tan, nungguin Daffa tes dulu baru mereka balik", jawab Daffa menjelaskan.

"kebetulan, tante mau buat syukuran, kecil-kecilan, jadi sampein ke mama papanya ya. Tapi nanti tante sampein sendiri juga", pesan Dina. Minggu ini Dea sudah bisa kembali, oleh karena itu Dina berencana untuk membuat syukuran dan hanya mengundang teman-teman dekat Dea beserta orang tuanya saja.

Tiba-tiba pintu terbuka, dan muncul Mursyidah dari balik pintu.

"bunda...", sapa Althaf langsung.

Mursyidah mengelus kepala putranya sekilas, "paling gak bisa liat bundanya, langsung di sapa", ucap Mursyidah.

"dasar anak bunda", ejek Dea.

Althaf menatap Dea sinis, "emang kamu bukan anak mama?", tanya Althaf.

"ya emang, yang bilang bukan siapa?"

"terus apa?"

"apanya?"

"udah!", lerai Dina kemudian, "kok malah ribut, lanjut makan!", perintah Dina. Mereka menurut dan melanjutkan makannya dengan diam karena Dina dan Mursyidah mulai membicarakan rencana Dina yang akan membuat syukuran minggu ini.

***

Setelah menanti lama, akhirnya Dea sudah dibolehkan pulang. Tepat hari ini, acara syukuran dilaksanakan, bahkan sudah setengah jalan. Tamu-tamu yang hadir tidak terlalu ramai, hanya beberapa rekan kerja orang tua Dea, dan teman-teman Dea.

Di acara ini juga orang tua temannya yang belum pernah bertemu langsung akhirnya bertemu, seperti orang tua Ara yang kali pertama mendapat undangan dari keluarga Dea, dan orang tua Kia dan Daffa yang tampak langsung akrab ketika pertama kali bertemu.

Disisi lain, Daffa dan Iki duduk terpisah, ditangan mereka masing-masing ada sebuah camilan.

"gak ikutan?", tanya Daffa melihat Althaf dan Rafqi yang sibuk berbicara dengan papa Dea dan papa Kia.

Iki menghembuskan nafasnya, "lagi bosen denger ocehan bapak-bapak"

Iki melirik Daffa kemudian, "lo? Kenapa gak ikutan?"

PARADOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang