***
Ara menepuk-nepuk wajahnya setelah memakai skincare rutin setelah mandi. Tidak terasa sudah weekend lagi. Ara berjalan mengarah kekasurnya, ia melihat ponsel dan membuka grup obrolannya dan teman-temannya.
Terasa sepi, kalaupun bersuara pasti tidak ada Dea didalamnya. Sudah seminggu Dea tidak memberikan kabar. Banyak teman-teman disekolah yang menanyakan kemana Dea pergi, selaku tablemate Dea, sebenarnya agak kewalahan untuk meresonnya, namun Ara berusaha tetap menepati janjinya untuk tidak membeberkan kemana Dea pergi.
Untungnya wali kelas dan pihak sekolah sudah diberitahu tentang Dea, jadi terkadang Ara dan lainnya sedikit terbantu untuk menjawab pertanyaan orang-orang mengenai Dea.
Tiba-tiba muncul getaran dari ponselnya, ia buru-buru membukanya. Ara mengeritkan keningnya, ia kira teman-temannya karena mereka berjanji akan berkumpul di rumah Ara sepulang sekolah tadi.
Bg Iki : ngapain lo?
Ara masih mengerutkan keningnya, lalu membalas.
Ara : Dih tumben
Bg Iki : tumben apa, dua minggu lalu juga gw chat. Kangen ya ngomong mba
Ara memutarkan bola matanya, Iki memang kerap mengirim pesan ke Ara, namun hanya sekedar menanyakan kabar atau bagaimana keadaan sekolah. Sering kali chat mereka berakhir singkat karena satu dan lain hal.
Ara : Jgn NORAK PLEASE!!!
Bg Iki : HAHAHAHA
Ara hanya membaca pesan itu, namun beberapa saat kemudian masuk lagi pesan dari Iki.
Bg Iki : Raa...
Ara : ape?
Bg Iki : Facetime yuk
Belum sempat Ara berfikir tiba-tiba ada panggilan video masuk, dengan sigap Ara langsung me-reject panggilan itu.
Ara : GW AMBIL KERUDUNG DULU ELAHHH
Ara : ga sabar bgt!
Ara bergegas mengambil kerudung dari lemarinya, dan kemudian memakainya. Ia menunggu beberapa saat, lalu panggilan video itu kembali muncul.
Tampak wajah Iki yang sedang duduk disebuah kursi, sepertinya dalam sebuah kamar. Ara berlalu kekursi meja riasnya.
"kenapa vc?"
Tanya Ara langsung tanpa basa-basi.
Iki disebrang sana malah terkekeh, "ya terserah gw lah, lo nya juga mau"
Ara memutar bola matanya lagi.
"apa kabar lo? Gimana jadi anak kelas dua belas?"
Ara berfikir sesaat, "heum, nothing special sih, kegiatan gw juga kayak biasa"
Iki memutar kursinya, ia berjalan menuju kasurnya, dan duduk disana sambil bersandar.
"lo udah stop olim kan? Focus ujian akhir aja"
Ara mengangguk, "UN udah dihapus kalo lo lupa", jawab Ara sambil menaikkan alisnya.
Iki mengerutkan keningnya, "ya terus, kan lo harus belajar buat lanjut ke univ, gak mau kuliah lo?"
"ya mau lah", jawab Ara cepat.
Iki terkekeh kecil, "adek gue gimana?"
"ya tanya sendiri, orang adek lo"
"ya gue tanya lo karna lo temennya"
Ara menghembuskan nafasnya pasrah, "sejauh ini dia baik-baik aja sih. Tapi, lo vc gue cuma mau nanyain Kia gitu?'
KAMU SEDANG MEMBACA
PARADOX
Espiritual[CERITA SELESAI] ✔️ Adakalanya perasaan itu salah memilih tempat berlabuh. padahal perjalanan cinta masih jauh. Namun, ia telah lebih dulu berhenti. serasa terapung ditengah lautan, dengan keadaan hilang daratan. panggil dia Dea. Yang terpaku rasa p...