32. Cute

124 23 3
                                    



***

Dea bangkit dari kasurnya ketika mendengar suara ketukan pintu.

"Dea..., Dea sayang..."

Dea menyalakan lampu kamarnya,"iya mah..."

Dea sempat melirik jam didinding kamarnya. Sudah jam 7 malam. Dea menghembuskan nafasnya, ia sudah tidur dari jam 2 siang. Tadi siang ia menstruasi, jadi ia tak usah bangun untuk sholat, dan memilih tidur seharian.

Dea membuka pintu kamarnya, ternyata bukan hanya Dina tetapi juga ada Naysa, Kia, dan Ara.

"nih temen-temennya datang, mereka kuatir, katanya ponsel kamu gak aktif..."

Dea hanya menyengir,"Dea Cuma capek aja kok"

"nih makan dulu, kata mama kamu belum makan", Kia mengangkat sepaket McDonald yang mereka beli sewaktu dijalan tadi.

Mama Dea menyodorkan nampan berisikan beberapa camilan dan sepiring nasi,"makan nasi dulu, bentar lagi mama suruh bawain jus sama mbok ya"

Ara menerima nampan itu dan mereka langsung masuk ke kamar Dea.

"ya ampun De, kamu kenapa sih? Kok gorden belum ditutup", ucap Naysa sambil menarik tirai itu.

"Dea tadi sakit perut, ternyata menstruasi. Makanya unmood gitu", ucap Dea yang mungkin setengahnya jujur.

"jadi tidur dari tadi siang", Dea merebahkan tubuhnya kembali.

Ara mendecak,"De, makan dulu yuk, gue laper...", ucap Ara sambil menarik Dea untuk kembali bangun.

Deapun menurut, ia turun dari kasurnya dan mulai memakan nasinya terlebih dahulu.

"aku lusa lomba woiii", ucap Kia tiba-tiba seperti baru sadar akan sesuatu.

"fighting!", ucap Dea datar sambil mengunyah makanannya.

Kia mendecak,"ahh De. Deg-degan banget tau gak"

"kamu kan udah belajar lama, santai aja kali. Taun kemaren juga menang, tahun ini aku jamin bakal menang lagi deh...", ucap Naysa menyemangati.

"acaranya kapan? Gue mau nonton", Tanya Ara.

Kia tampak berfikir sesaat,"besok malam pembukaan, teros lusanya gue nomor ke 9, tampilan terakhir sebelum Magrib"

"pokoknya abis Ashar Cuma peserta nomor 9 doang deh", ucap Kia.

Mereka semua yang mendengar mengangguk.

"okay, berarti... pulang sekolah kita langsung berangkat ketempat Kia lomba tanpa pulang kerumah dulu", ucap Naysa.

"kita mau berangkat pakek apa?", Tanya Ara kemudian.

"mobil lah", jawab Dea enteng.

"emang lo udah punya SIM?", Tanya Ara pada Dea.

Dea menyengir dan menggeleng,"belum, heheh"

Naysa mendesis,"haaa, aku juga dilarang nyetir sendiri"

"gue juga", pasrah Ara.

Serentak mereka termenung lesu, tiba-tiba Dea memetik jarinya diudara.

"aha! Kan ada bang Iki, gak mungkin kan bang Iki gak ikutan nonton Kia", ucap Dea semangat.

Kia memutar bola matanya malas,"iya emang, gak mungkin dia gak nonton aku. Tapi kamu lupa kejadian tahun kemarin, waktu dia bawa temen-temennya dua mobil buat nontonin aku. Aku juga bingung, mereka mau nonton kira'atul kutub atau mau konser", ucap Kia jengah.

PARADOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang