9. Cinta di Jalan Rabbi

229 33 0
                                    

***

Wahai Maha cinta. Cinta ini bertasbih dari ujung kaki sampai ke ubun

Cinta hanya pada dia, benarkah cinta ini datang dariMu Ya Rabb.

Cinta yang begitu dalam, kiriman Engkaukah itu wahai pemilik cinta

Mengusik tidurku, membuatku menjerit, tapi aku tak sempurna unytuk memiliki cinta yang sempurna.

Butiran air mengalir dipipi

Jatuh membasahi tanah pijakan

Menggulir sejuta makna, yang datang dari karuniaMu

Genggamlah jemariku jangan biarkan lepas dari RidhaMu

KarnaMu hidupku,karnaMu cintaku

Lindungi dia dicelah jalanMu ,bahagiakan dia dengan cintaMu

Wahai Maha cinta

Begitu terasa dan terus menjerit

Cintaku padanya

Berikan jawaban atas cinta ini dengan jalanMu

KHADIYA MIQAYLA NADHIRA

"nih amb--- NAYY JANGAN BUKA BUKU ITU"

Naysa reflek menutup buku itu dan melemparnya karna terkejut.

Dea buru melempar baju yang ada ditangannya dan langsung memungut buku yang dijatuhkan Naysa.

"ah De! Ngapain pakek teriak-teriak sih", keluh Naysa sambil mengambil baju yang dilempar Dea.

"abisnya, siapa suruh baca buku Dea", ucap Dea cemberut sambil memeluk buku itu kuat-kuat.

Naysa hanya tersenyum, "isinya bagus", ucap Naysa menyeringai.

"emang apa isi nya Nay?", Kia tampak penasaran sambil mengunyah makanan yang dibelinya tadi.

Naysa menatap Dea jail. Dea tampak sudah menunduk pasrah. "Cinta di Jalan Rabbi, wuuuu", joda Naysa yang langsung mendapatkan lemparan bantal dari Dea.

"Naysaaaa!!!!", teriak Dea keras.

Naysa langsung kabur masuk ke kamar mandi sambil tertawa puas.

Kia hanya tertawa,"sini De, aku baca", minta Kia sambil menjulurkan tangannya.

Dea menatap sinis,"enak aja minta-minta"

Kia mengangguk mendengar jawab Dea, selanjutnya Kia berdiri sambil mengibas-ngibaskan belakang bajunya,"hmm. Yaudah, aku pulang"

"eitttss!", buru-buru Dea menahan Kia.

Dea menggaruk kepalanya tak gatal,"yaudah ni. Baca!", serah Dea sambil merengut.

Dengan senang hati Kia langsung menerima buku itu,"jangan baca yang lain. Itu aja", peringat Dea pada Kia.

"iya,iya. Tenang aja", jawab Kia sambil terkekeh.

"kemungkinan besar, sabtu ini adalah hari terakhir kita sekolah...",ujar Naysa tiba-tiba yang baru keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang berbeda.

"otomatis, sabtu ini bakal jadi minggu terakhir pemajangan karya dimading sekolah"

"dan aku bakal ambil karya kamu untuk dipamerin", akhir Naysa. Naysa adalah ketua extrakulikuler Jurnalistik di sekolah mereka.

"eh, jangan dong. Dea ga mau, Dea ga ngijinin", ucap Dea cepat.

Kia menutup buku itu dan menaruhnya diatas nakas.

PARADOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang