24. Wisuda Daurah

109 21 0
                                    

Dea ,memeriksa kembali isi tasnya. "air udah, kueh udah, apalagi ya. ada yang ketinggalan gak sih", ucap Dea pada dirinya sendiri.

Nabiela menggeleng-geleng heran melihat kelakuan Dea sekarang.

"kamu kamu piknik atau mau I'tikaf sih De?", serbu Kia sambil merapikan tempat tidurnya.

"iya nih. mau ibadah atau mau makan?", timpal Naysa. 

Dea mengeutkan bibirnya. Ia hanya menyiapkan makanan sewaktu-waktu ia lapar nanti.

malam ini adalah malam terakhir mereka di Daurah, karna besok adalah hari wisuda mereka. seluruh peserta Daurah akan berangkat ke mesjid besar yang ada dikota itu untuk melakukan I'tikaf dan melakukan hafalan terakhir mereka.

"Dea bawa makanan banyak biar nanti kalian ga kelaparan", sanggah Dea yang  merasa benar.

Yang lainnya hanya menganggu,"iya De, makasih banyak udah mau bawa makanan banyak. Dan semoga Murajaah kamu malam ini lancar", ucap Kia membuat Dea kembali mengingat tentang pengulangan hafalannya.

Dea mendengus,"hahhh... kan Naysa sama Nabiela Murajaan juga"

Naysa berjalan mendekat dan berjongkok dihadapan Dea," iya, tapi kamu jumlah Murajaah  hafalan terbanyak! Fightingg!!!", uap Naysa sambil tertawa.

Dea makin merengut. "udah, kita turun yuk. Nanti ketinggalan Bus", akhir Nabiela.

***

Setelah beberapa saat, akhirnya mereka sudah sampai kesebuah mesjid besar. seluruh peserta baik putra ataupun putri bergegas turun dan masuk menuju mesjd.

Dea tampak buru-buru mencari dimana ustazah Aisyah. ia harus mengulang hafalannya seepat mungkin. 

setelah menemukan dimana posisi Ustazah Aisyah, Dea langsung berjalan cepat menuju teras mesjid dimana ustazah Aisyah berada.

"ustazah...", panggil Dea.

Ustazah Aisyah menoleh menatap Dea, "Dea? kemana aja hari ini? kenapa gak masuk aula?", 

Dea menyengir lebar. "Dea Murajaah ustazah...", kata Dea jujur. Memang seharian ini Dea tak masuk kedalam aula. Sejak pertemuan di Rofftop subuh tadi, Dea belum menunjukkan batang hidungnya didepan ustazah Aisyah. Dan,wajar kalau sekarang ia direpeti.

Ustazah Aisyah menghembuskan nafasnya pasrah,"yaudah gimana? Udah siap?", Tanya ustazah Aisyah membuat Dea deg-deg-an.

Dea menarik nafasnya dalam,"Insya Allah siap ustazah!", Dea dengan berani.

Ustazah Aisyah mulai meminta Al-Quran yang sering Dea gunakan untuk menghafal. Dan mulai membuka lembaran-lembaran pada Juz yang telah Dea setor hafalanya.

"Bismillahirrahmanirrahim, soal pertama. Lanjutkan ayat berikut ini...."

Dea menyimak dengan baik, tanpa membuka matanya. Karna suasana masjid yang ramai, takut membuat ia malah tidak fokus.

"soal berikutnya...."

Jumlah soal terus berjalan,hingga tanpa disadari Dea telah menyelesaikan sepuluh soal yang diberikan ustazah Aisyah.

"sadakallahulazim"

"sadakallahulazim"

Ustazah Aisyah yang diikuti Dea juga.

"selamat Dea, Murajaahnya lulus. Walau pada soal ke 7 tadi ada sedikit kesalahan. Terus diperbaiki dan diulang-ulang selalu ya"

Dea tersenyum senang, akhirnya janjinya kepada orang tuanya bisa ia tepati pada tahun ini.

PARADOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang