34. Lagi-lagi

117 26 3
                                    


***

Daffa yang awalnya hanya duduk kini malah memilih tiarap diatas rumput. Sesaat, ia masih fokus dengan buku-buku dihadapannya. Namun, bebapa menit kemudian, ia melempar pulpennya kesal.

Ara terkejut melihat kelakuan Daffa,"kenapa sih lo Daf, kayak orang kerasukan aja"

Daffa bangkit,"iya, bagusnya gue kerasukan aja, kerasukan jin jenius, kan gue gak usah belajar"

Rafqi menyentil telinga Daffa dari belakang,"ngomong ngasal lo, belajar! Gausah bacot!"

Daffa mendesis dan memegang telinganya, ia hanya mengecutkan bibirnya.

Tiba-tiba Daffa merasakan getaran dari saku celananya. Ia buru-buru mengambil benda pipih itu.

Semua menatap, diantara mereka memang ponsel Daffa yang paling sepi pengunjung, jarang-jarang ia memainkan ponselnya. Paling-paling untuk membuka story dalam grup ghibah yang pernah ia ceritakan beberapa waktu lalu.

Mamaku cantik is Calling...

Daffa membulatkan matanya, sontak ia tersenyum senang.

"aaaaa!!! Akhirnya mak gue nginget anaknya!!!", ucapnya senang sambil memperlihatkan ponselnya kepada teman-temannya.

"yaudah, di angkat dulu begok", ucap Kia membuat Daffa tersadar dan buru-buru menjawab panggilan itu.

"assalamu'alaikum ma", Daffa menjawab panggilan itu tanpa pergi manjauh. Ia tetap duduk dalam lingkaran itu, hingga semua teman-temannya dapat mendengar apa yang ia katakan.

"Daffa baik, mama papa gimana?", Tanya Daffa yang sudah dapat dipastikan mamanya menanyakan kabar Daffa.

"ujian senin ini ma, kenapa?"

Tiba-tiba, Daffa tersenyum senang sampai merebahkan tubuhnya diatas rumput, lalu guling-guling wkwk

"iya ma, nanti Daffa kabarin lagi", akhirnya panggilan terputus.

"kenapa,kenapa?", Tanya Althaf buru-buru yang juga disambut penasaran oleh anak-anak yang lain.

Daffa masih tersenyum,"libur ini gue nyusul bokap-nyokap", ucap Daffa sambil menyengir.

"ah, enak banget lo. Libur Cuma seminggu tapi terbangnya ke Cairo", ucap Naysa pada Daffa.

"tumben-tumbenan disuruh nyusul, biasanya juga lo rengek-rengek minta kesana",ucap Rafqi kemudian yang sontak membuat Daffa terdiam.

"iya juga ya? Kira-kira kenapa?", Daffa tampak penasaran.

"diajak umrah kali...", ucap Ara.

Rafqi sontak menggeleng,"gak mungkin deh, tiap taun dia umrah", ucap Rafqi yang membuat Ara membulatkan matanya.

"wow", ucap Ara kecil.

Lalu Ara berbisik ke Dea,"beneran De?"

Dea mengangguk,"Althaf juga gitu", jawab Dea kecil.

Ara makin membuatkan matanya,"wow, terus lo, Kia, Rafqi, Naysa?"

Dea menatap Ara,"Rafqi sama Naysa biasanya umrah tiga tahun sekali bareng keluarga masing-masing, tapi kali ini mereka gak bisa umrah dulu, mereka baru bisa umrah lagi abis nikah nanti, jadi umrah berdua deh", ucap Dea sambil mengedipkan matanya,"cocuit kan"

Ara mengangguk,"jadi baper", ucapnya sambil memayunka bibirnya.

"kalau lo, Kia?", Tanya Ara lagi.

Dea diam sesaat sebelum menjawab,"gak nentu sih, aku terakhir umrah kelas Sembilan, gak tau deh kapan bakal pergi lagi. Kalau Kia, dia udah umrah dua kali, terakhir pas mau masuk kelas delapan dan gak tau kapan bakal pergi lagi", ucap Dea mengingat moment-moment ketika ia dan teman-temannya melakukan video call dan menampakkan Ka'bah Baitullah.

PARADOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang