51. Kelas 12

58 11 0
                                    


***

"lusa lo balik kan?", Althaf memulai pembicaraan. Saat ini mereka sudah berada di rooftop kembali.

Dea mengangguk, "iya, kamu balik kapan?"

"lusa juga", jawa Althaf.

Kemudian mereka diam kembali. Hingga Dea mengangkat suara.
"aku minta maaf", ucap Dea tiba-tiba.

Althaf langsung menatap Dea heran, "maaf untuk?"

Dea diam lagi, ia menunduk sambil memainkan jemarinya, "sifat aku kekanak-kanakan banget, sampe bikin kamu jauh-jauh kemari juga"

Althaf menggeleng cepat, "gue yang mulai ini semua, lo gak usah merasa bersalah cuma karna gue susulin kesini, gue beneran mau minta maaf atas perlakuan gue ke elo"

Dea menatap Althaf, wajahnya tampak serius. Kemudian Dea menghembuskan nafasnya.

"besok ikut keluarga aku jalan-jalan yuk", ucap Dea tiba-tiba.

Althaf tersentak sesaat, ia menggosok tengkuknya, "emang boleh?", ia merasa canggung, karena ini adalah liburan keluarga.

"kenapa enggak", jawab Dea enteng.

Althaf tersenyum, lalu mengangguk.

"De..."

Panggil Althaf, Dea menoleh.
"baikan kan?"

Dea terkekeh, "iya, baikan", jawabnya sambil tersenyum.

Mereka berbincang ringan, namun kali ini Dea lebih banyak bersuara. Dea menceritakan bagaimana kegiatan ia selama sebulan disini, hingga kejadian dimana ia merasa sangat stres ketika nilainya sangat anjlok tak tertolong.

Althaf mendengar dengan baik, ia menemukan sisi lain dari Dea kala itu. Ia selama ini mengira Dea bukan orang yang merencanakan sesuatu secara detail, ternyata ia salah.

Dea menceritakan semua rencananya yang telah ia susun secara terstruktur, rancangan masa depannya benar-benar rapi. Bahkan Althaf belum memikirkan rencana se rinci itu, padahal mereka sudah kelas 12.

Tanpa mereka sadar, matahari mulai tenggelam, akhirnya mereka memutuskan untuk kembali.

Althaf akan kembali ke hotelnya, dan mereka akan berjumpa lagi nanti malam untuk makan malam bersama orang tua Dea juga.

***

Althaf melihat jam dari arloginya, saat ini ia sedang berada didepan rumah Dea. Padahal mereka baru saja sampai semalam, namun sore ini mereka langsung keluar untuk berjumpa dengan teman-teman mereka.

"sorry nunggu", ucap Dea ketika ia sudah masuk kedalam mobil.

"udah bisa jalan?", tanya Althaf, Dea mengangguk, "yuk, yuk, aku kangen banget sama mereka", jawab Dea sumringah.

"sama aku gak kangen?"

"kan udah jumpa", jawab Dea.

"berarti sebelum jumpa kangen kan?", goda Althaf. Dea menatap Althaf, ia mengerutkan keningnya, bukan karna Althaf menggodanya.

"tunggu, tadi apa? Kamu ngomog 'aku'?", tanya Dea merasa ia tak salah dengar.

Althaf juga ikutan bengong, "kapan gue ngomong gitu?", kilah Althaf ketika sadar bahwa memang dia menggunakan kata 'aku' tadi.

"tadi, kamu ngomong gitu", ucap Dea yang merasa tidak salah dengar.

"lo salah denger mungkin"

"enggak ta---"

"kemana nih?"

Kalimat Dea langsung terputus ketika Althaf menanyakan tujuan mereka. Althaf melirik Dea yang sudah sibuk dengan ponselnya. Akhirnya Althaf mengehembuskan nafas lega, bagaimana bisa ia kecoplosan kata seperti itu.

PARADOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang