***
"Minggir!"
Untuk kedua kalinya, suara itu terdengar kembali. Namun, gadis berkerudung itu masih berdiri disana. Dunianya terasa gelap, ia bingung harus berbuat apa.
"Minggir gak!",perintah cowok itu lagi.
Hening. Tidak ada jawaban.
"Minggir, atau gue lepas!", ancamnya bersiap melepas anak panah itu dari busurnya.
"Gue lepas nih. Satu, dua, tig---"
"AAA, STOP! Iya, Dea minggir nih!", ucap gadis itu terdengar gemetar.
Perlahan ia mundur, lalu langsung berlari keluar dari ruangan memanah.Althaf, sanb pengusir mendengus kesal,"pasti tu cewek nyasar", ucapnya sambil menurunkan busur panahnya. Tiba-tiba moodnya menjadi rusak. Gadis pengacau, begitu nilainya.
Khadia Miqayla Nadhira, panggil dia Dea.
Gadis kecil itu berjalan menyusuri koridor luas SMA Emeerald. Niat awalnya ketika jam istirahat pertama, Dea hendak melihat Keyhan--- cowok yang ia kagumi.Namun, Dea sudah lelah membidik lapangan futsal, ia tak kunjung menjumpai Keyhan. Malah tiba-tiba ia menabrak seseorang.
Ketika ia mendongak, ternyata Keyhan sedang berdiri menatapnya."Maaf", hanya itu yang mampu Dea ucapkan. Selanjutnya, Dea langsung berlari menyisakan Keyhan yang menatapnya bingung.
Dea terus berlari hingga ia bingung harus menghindar kemana. Akhirnya ia memilih masuk keladalm ruang ekskul memanah.
Namun, sialnya lagi, ia malah terjebak disana tepat kala Althaf hendak melepaskan panahnya. Benar-benar sial.
Dea duduk cemberut dikursi kelasnya. Bel masuk baru saja berbunyi.
"Ck! Kesel",Dea mendecak, membuat Ara, teman semejanya menoleh.
"Kenapa sih De?",tanya Ara pada temannya itu.
"Kesel, tuh si Althaf songongnya kok makin kebangetan ya", cerocos Dea kesal.
Ara hanya menggeleng,"songong gimana?", tanyanya lagi.
"Ya, songong aja!", jawab Dea.
Tiba-tiba datang seseorang sambil meletakkan sebotol air mineral.
"Dea kenapa sih?", tanya Sheba sambil menoel pipi Dea.
"Paling juga belum sempat makan, ya kan?", lanjut Keyfa.
Dea membenarkan kerudungnya, rasa kesalnya masih tersisa.
Sheba dan Keyfa memilih menuju ketempatnya. Karna jam pelajaran akan segera dimulai.***
Bel tanda jam istirahat kedua telah berbunyi. Dea langsung bergegas menuju kantin. Tujuannya adalah dua sahabatnya. Kia dan Naysa.
Dea langsung menuju kesalah satu meja ketika ia telah menemukan kia dan Naysa disana.
"Aaa! Dea kesel!",rengeknya yang langsung duduk disamping kia.
"Kenapa De?", tanya kia langsung.
"Palingan juga gak nemuin keyhan waktu jam istirahat pertama tadi kan?",tebak Naysa.
Dea mengangguk,"yang parahnya lagi, tadi sempat jumpa Ntop lagi!", keluhnya kesal.
"Ntop? Maksudnya Althaf?", tebak kia.
Dea mengangguk,"iya"
Naysa terkekeh,"kesel mulu sama Ntop. Ntar suka lagi"
Dea langsung bergidik,"gak ah. Tetap keyhan. Dia yang Dea suka"
"Serah deh, serah!", ucap kia.
Mereka mulai larut dalam obrolan-obrolan ringan, hingga tiba-tiba tiga cowok yang terkenal cuek seantero sekolahan berjalan memasuki kantin.
Naysa menatap tiga cowok itu, namun perhatiannya hanya tertuju pada satu orang.
"Ekhem! Lewat tuh pujaan hatinya", ucap kia menyentil ujung jari Naysa.
"Cie, Nay. Tunangannya tuh!", goda Dea membuat Naysa melotot.
"Dea, jangan berisik. Ntar didengar orang",desis Naysa geram.
Dea reflek langsung menutup mulutnya, lalu menyengir,"hehe, sorry ya, maaf!", ucapnya.
"Tapi barusan Rafqi ngelirik kesini lho", ucap Dea memberi tahu.
"ya iyalah, orang Naysa nya disini", jawab Kia logis.
"Tu tiga cowok kok betah ya temenan. Gak Rafqi, Althaf, sama Daffa. Mereka semua sama-sama cuek", ucap Dea memperhatikan tiga cowok dipojokan kantin.
"Cowok itu punya cara", jawab Naysa.
"Oh iya, minggu ini kalian masuk Daurah gak?", tanya kia pada kedua sahabatnya, yang memang mempunyai kegiatan setiap hari minggu, yaitu masuk kedalam kelompok atau Halaqah menghafal Quran.
"Masuk dong. Dea belum nuntasin hafalan lima juz lagi nih", keluh Dea mengusap wajahnya.
"Kalau kamu gak tuntas gimana?", tanya kia.
Raut wajah Dea langsung berubah,"kalau sampai kelas dua belas ini Dea belum bisa khatam 30 juz, Dea gak dibolehin kuliah sama papa", sedih Dea frustasi.
"Iya nih, aku juga belum muraja'ah tujuh juz lagi", ucap Naysa.
"Lah Naysa mah gampang tinggal ngulang. Dea mah belum juga ngafal", keluh Dea.
Naysa dan Kia hanya tersenyum,"makanya diburu", ucap kia memperingati.
"Kesel gitu kalau ngejarnya di Daurah. Karna harus jumpa sama cowok tu,tu!", Dea menunjuk seorang cowok dimeja pojokan menggunakan ujung matanya. Althaf.
"Si Ntop, Ramadhan kemarin nyiapin dua puluh tiga juz kan", tebak kia. Dea hanya mengangguk malas.
"Rafqi belum murajaah berapa juz?",tanya kia pada Naysa.
Naysa tampak mengingat,"kalau gak salah, empat juz lagi"
"Subhanallah, indah banget liat pasangan hafal Quran gini", ucap Dea terharu. Naysa hanya terkekeh.
Rafqi dan Naysa sudah bertunangan sejak 3 bulan lalu. Sama-sama berasal dari keluarga Kiai, membuat mereka telah dijodohkan dari kecil. Namun, mereka baru dipertemukan ketika SMA.
Berita tentang mereka yang telah bertunangan sengaja disembunyikan oleh kedua belah pihak keluarga. Takutnya, itu dapat mengganggu konsentrasi belajar mereka.
Rafqi, Naysa, dan Dea juga mengikuti Daurah ditempat yang sama.
Yaitu di Daurah Ma'had Asy-Syafi'i. Milik keluarga Althaf.
Jadi wajar kalau Dea akan selalu berjumpa dengan Althaf ketika di Daurah. Ditambah orang tua mereka yang bersahabat sejak muda.***
PART PERTAMA DICERITA KE-3 KU.
SEMOGA KALIAN SUKA.VOTE AND COMMENT!
😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
PARADOX
Spiritual[CERITA SELESAI] ✔️ Adakalanya perasaan itu salah memilih tempat berlabuh. padahal perjalanan cinta masih jauh. Namun, ia telah lebih dulu berhenti. serasa terapung ditengah lautan, dengan keadaan hilang daratan. panggil dia Dea. Yang terpaku rasa p...