***
Dea mengambil beberapa buku tulis yang berada dilokernya, setelah selesai dengan urusannya, Dea menutup kembali loker itu.
"Dea!!!"
"astaghfirullah!", Dea memegang dadanya terkejut, lalu menoleh kebelakang dan mendapati Kia sedang menyengir lebar disana.
"apasih Ki, pagi-pagi kok udah bikin jantungan aja", ucap Dea sambil mengecutkan bibirnya.
Kia tertawa, "iya ih, sorry-sorry", ucap Kia sambil tersenyum.
"kak Iki mana?kok sendiri aja", Tanya Dea sambil mulai berjalan meninggalkan lokernya.
"dan, Kia ngapain ke gedung MIA?", Tanya Dea lagi kala menyadari Kia sedang salah gedung.
Kia menyengir,"aku pengen keliling-keliling aja, masih pagi banget juga. Lagipula, kak Iki udah duluan masuk kelas", jawab Kia seadanya.
Dea melirik arlojinya,"iya,masih awal. Ke taman aja yuk, sekalian mampir di kantin. Hausss", ucap Dea memanja-manjakan suaranya kala mengucapkan kata 'haus'.
Kia memutar bola matanya,"yaudah iya, simpan tas dulu sana", perintah Kia pada Dea. Dea langsung mengangguk dan berjalan memasuki kelas diikuti Kia juga. Disana sudah ada Ara yang sibuk dengan buku olimpiadenya.
"pagi Ara!", sapa Kia.
Ara mendongak,"hay,Ki. Pagi-pagi udah mampir aja", balas Ara. Kia hanya terkekeh sebagai jawaban.
"Ra, aku ke kantin ya, mau nyari minum. Kamu mau nitip?", tawar Dea setelah meletakkan tasnya dikursi sebelah Ara.
"ga deh De, lo pergi aja ga papa", jawab Ara jujur. Dea mengangguk, lalu langsung pergi meninggalkan kelas yang masih sangat sepi.
Kia dan Dea berjalan menuju kantin, setelah usai dengan urusan mereka, dua sejoli itu memilih duduk ditaman sekolah. Banyak pohon-pohon rindang disana. Menghirup udara pagi disana pasti sangatlah nyaman.
Kia memicingkan matanya, ketika dari jauh melihat seseorang sedang mendekat, ketika sudah tau itu siapa, buru-buru Kia menyikut lengan Dea.
"De, ngapain dia kesini?", ucap Kia heran. Dea mengikuti arah pandangan Kia, sontak Dea hamper tersedak dengan minuman yang ia teguk barusan.
"duh, ngapain dia kesini. Makin deket Ki..., makin deket", gelisah Dea tak karuan.
"ih, diem ga De! Aku sumpal pake kaos kaki ni ya", ancam Kia agar Dea diam. Dengan patuh, Dea langsung diam tak berkata apa-apa lagi. Tepat Keyhan sampai didepan mereka.
"hay Dea, Ki!", sapa Keyhan ramah khas-khasnya.
Mereka membalas menyapa Keyhan juga tak kalah ramah.
"Naysa udah sampek belum?", Tanya Keyhan langsung tanpa basa-basi lagi. Kia dan Dea mengerut ketika Keyhan menaanyakan Naysa.
Mereka tau jelas, bagaimana usaha Naysa menjauhi Keyhan setelah kejadian dikantin beberapa waktu lalu. Labrakan yang dilakukan Sheba membuat Naysa benar-benar kapok berurusan dengan cowok yang mempunyai banyak Fasn seperti Keyhan ini.
"ngapain cariin Naysa?", Tanya Kia langsung.
Wajah Keyhan tetap santai seperti biasa,"gak, gue Cuma mau ngasih ini", keyhan menunjukkan beberapa kertas yang penuh dengan tulisan.
"buat dipajang dimading Jumat ini. Gue kirain Naysa lagi sama kalian", lanjut Keyhan lagi.
Kia dan Dea mengangguk paham,"yaudah, biar kami kassih aja", tawar Dea.
Sontak Keyhan menggeleng,"eh, gak papa, gue ga mau ngerepotin", tolak Keyhan halus.
"gak ngerepotin kok Key, gue juga sekelas sama Naysa", tawar Kia lanjut. Namun Keyhan tetap menolak,"gak papa, nanti istirahat gue kasih sen---"
KAMU SEDANG MEMBACA
PARADOX
Espiritual[CERITA SELESAI] ✔️ Adakalanya perasaan itu salah memilih tempat berlabuh. padahal perjalanan cinta masih jauh. Namun, ia telah lebih dulu berhenti. serasa terapung ditengah lautan, dengan keadaan hilang daratan. panggil dia Dea. Yang terpaku rasa p...