35. Sepaket Makanan Tak Juga Membaik

138 26 2
                                    



***

Althaf buru-buru masuk kedalam restoran sambil sesekali menekan option memanggil diponselnya. Namun, lagi-lagi orang yang ia panggil tidak menjawab panggilan.

Setelah sampai dilantai 3, ia lihat Dea sudah tidak ada dimejanya.

Althaf menghembuskan nafas lelah,"huff, ditinggal gue", ucapnya sambil mengusap wajahnya frustasi.

Ia langsung berjalan kekasir, namun ia melogo ketika si mbak mengatakan kalau semua tagihan sudah dibayar.

Lagi-lagi Althaf mengusap wajahnya.

Ia kembali turun dan langsung meninggalkan parkiran restoran.

***

Dea menghempaskan tubuhnya keatas kasurnya. Ia memejamkan matanya sejenak, kemudian ia meraba-raba dimana letak ponselnya yang ia lempar sembarangan keatas kasur barusan.

Ia kembali membuka story Nabiela yang sempat ia lihat tadi, ia melihat sebuah video dimana Althaf sedang mengantri disebuah kedai eskrim, dan Nabiela mengambilnya dari dalam mobil.

Dea menatap langit-langit kamarnya,"heum, itu emang urusan. Urusan penting banget", ucap Dea kesal.

Ia mendecak berkali-kali, kalau memang mau jalan sama Nabiela, untuk apa Althaf mengajak Dea makan.

Dea bangkit untuk mandi, mungkin setelah mandi moodnya akan sedikit membaik. Setelah mandi, Dea memilih untuk belajar sesaat, ujian tinggal 3 hari lagi, banyak materi yang belum terlalu ia kuasai.

Setelah beberapa saat, Dea mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya. Dengan malas ia bangkit untuk membuka pintu kamarnya. Sungguh, sebenarnya ia sangat kesal ketika ada orang yang mengganggunya sedang belajar.

"ya ampun, lagi fokus-fokusnya juga", ucap Dea kecil sambil membuka pintu kamarnya.

ketika ia membuka pintu ternyata mbak Ani, pembantu yang bekerja dirumahnya.

"kenapa mbak?", Tanya Dea.

"ada kawannya dibawah", ucap mbak to the poin.

Dea mengerutkan keningnya, siapa kira-kira yang datang padahal ia tak berjanji dengan siapapun.

Dea sudah melangkah keluar namun langkahnya terhenti ketika mbak Ani mengeluarkan suaranya lagi.

"temennya cowok non"

Dea mengangkat pandangannya,"cowok?", bingungnya.

Mbak Ani mengangguk polos, Dea menggeram kesal, ia buru-buru masuk kekamarnya kembali untuk mengambil kerudungnya dan segera turun kebawah.

Dea mendesis ketika melihat siapa yang datang. Althaf. Ngapain dia kesini, piker Dea.

Tanpa menyapa, Dea langsung duduk disalah satu sofa yang bersebrangan dengan Althaf.

"ngapain kesini hampir magrib, mau numpang sholat?", Tanya Dea langsung.

Althaf menatap Dea serba salah,"gue minta maaf, bikin lo nunggu lama"

Dea menggeleng,"gak lama kok, Cuma lamaaa bangetttttt!", sindir Dea.

Althaf melipat bibirnya kedalam.

"besok-besok kalau mau nge-date jangan ajak aku makan. Ujung-ujungnya malah ditinggal", sindir Dea lagi.

Althaf mendesis, Dea ternyata tau alasannya pergi meninggalkan Dea cukup lama,"gak gitu De, gue gak sengaja jumpa Nabiela disana. Karna dia gak da yang ngantar pulang, yaudah gue anterin. Ternayta gue salah ngambil rute, gue ambil rute panjang. Jadinya ya gitu deh", jelas Althaf tanpa diminta.

PARADOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang