5. Salah Paham

241 37 0
                                    



***

"punya gue ngapain lo ambil", Rafqi menyosor kepala Daffa.

Daffa mendecak,"lo jadi pemilik rumah pelit banget", cerca Daffa kesal.

"gue gak pelit Daf. Tapi lo tau, perjuangan gue untuk keluar kamar itu ribet banget, gue harus pa-"

"ya, ya, gue harus makek sarung, peci, tambah baju koko! Udah hapal gue Raf, hapal!", potong Daffa cepat melafalkan kalimat yang selalu Rafqi ucapkan.

Althaf hanya tertawa,"itu lo tau daf, terus kenapa lo gak ngambil aja tu cupcake sendiri kebawah"

Daffa mendengus,"gue lagi lagi ngindar dari Ustad Jamal, gue belum nyetor hukum isim", keluhnya susah. Daffa memang mengikuti pembelajaran kitab kuning di pesantren milik keluarga Rafqi. Rumah Rafqi yang berada di komplek pesantren membuat suasana rumah banyak dilalui para karyawan atau bahkan para santri.

Dan itulah mengapa Rafqi harus berpakaian sopan jika keluar kamar. Namun, jika didalam kamar seperti sekarang, lihatlah, ia hanya memakai celana selutut dengan kaus oblong biasa.

"jadi lo belum nyetor hukum isim?", Tanya Althaf.

Daffa menggeleng," belum"

"gue laporing abati lo!", ancam Rafqi.

Daffa melotot,"sial! Gue dilaporin guru besar, jangan dong, lo kejam banget!", keluh Daffa.

"yaudah, kalo lo ga mau gue laporin,sekarang lo turun kebawah ambilin makanan buat kami", ucap Rafqi memerintah.

"iya,iya gue ambilin", Daffa tampak pasrah, selanjutnya ia langsung berjalan keluar dari kamar Rafqi.

Althaf dan Rafqi kembali sibuk mencomot kacang polong didalam toples yang tersisa setengah.

"jadi lo sekarang sama Dea?"

Althaf reflek mengangkat pandangannya,'maksud lo?"

"tu yang tadi pagi didepan aula, lo ngomongin apa sama dia?"

Althaf kembali mengingat kejadian tadi pagi. Ia tak menyangka Rafqi ternyata tau masalahnya.

"kepo!"

Rafqi mendecih mendengar jawaban Althaf.

"lo suka Dea kan?", tebak Rafqi terdengar sok tau.

Althaf terkekeh, ia melempar sebiji polong kea rah Rafqi,"sok tau lo, ya kali gue suka sama dia", jawab Althaf.

"lho, kenapa enggak. Semuanya itu mungkin"

Althaf mengangkat bahunya,"ya, karna gak mungin aja. Gue juga kesel liat cewek manja kayak dia"

Rafqi merespon tak peduli.

"lo tau darimana gue ngomong sama Dea tadi pagi?", Althaf bertanya. Rafqi menatapnya dan tersenyum picik.

"kepo!"

Jawab Rafqi membalas ucapan Althaf tadi.

Althaf yang kesal reflek melempar Rafqi dengan bantal.

∞∞∞

Tiga cewek berkerudung itu duduk disalah satu meja didekat pintu kantin. Berbeda dengan tiga cowok yang salah satu dari mereka adalah tunangan Naysa, mereka lebih memilih pojokan kantin sebagai tempat teraman.

Tiba-tiba masuklah tiga cewek lagi, bedanya mereka tidak berkerudung. Sheba datang menghampiri meja Dea dan dua sahabatnya.

"hay Sheba, mau gabung?" Tanya Dear amah.

PARADOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang