43. Just Need To Talk

36 10 0
                                    


**Partnya agak panjang :)

***

"DAFFA!!! HAPE GUEEEE!!!"

Kia berlari dikoridor sekolah, siapa sangka Daffa sudah menunggu Kia keluar daritadi hanya untuk menganggunya.

Naysa hanya menaikkan bahunya, "temen kamu", ucapnya kepada Rafqi yang tadi datang bersama Daffa.

"temen kamu", timpal Rafqi balik.

"bukan temen aku", jawab Naysa.

"bukan temen aku juga", Rafqi lagi.

Naysa memutar bola matanya jengah.

Rafqi mengerutkan dahinya, "ih, apaan begitu?", ia tak pernah melihat Naysa berekspresi seperti itu selama ini.

"apa?", tanya Naysa.

"tadi, matanya diputer-puterin", Rafqi menunjuk mata Naysa membuat Naysa sontak mundur.

"Raf, apaan. Jangan gitu, nanti orang ngira aneh-aneh", peringat Naysa membuat Rafqi langsung mundur.

"iyaa", jawab Rafqi.

Mereka masih jalan beriringan, sampai sekilas Rafqi melihat jemari Naysa yang tersemar cincin putih dijari manisnya. Cincin tunangan mereka.

"cincinnya cantik dijari kamu", ucap Rafqi tiba-tiba.

Naysa menatap jarinya, "kamu baru sadar?", ia menatap Rafqi.

"udah lama, tapi aku baru ngomong"

"padahal aku udah nunggu kamu bilang itu dari 8 bulan lalu", Rafqi menatap Naysa.

"liat kedepan Raf, nanti kamu nabrak", Rafqi langsung mengembalikan tatapannya kedepan.

Ia tidak menyangka mereka sudah tunangan selama 8 bulan. Mereka dikenalkan ketika sudah SMA, sebenarnya Rafqi cukup terkejut ketika mendengarkan bahwa dia akan dijodohkan dengan keluarga sahabat orangtuanya. Awalnya ia merasa ini tidak adil, karena orang tuanya sama sekali tidak menanyakan pendapatnya. Namun, akhirnya ia menerima itu. Entah mengapa ini sudah berjalan begitu saja. Walaupun sebenarnya mereka belum pernah sama-sama mengetahui bagaimana perasaan keduanya.

Rafqi melirik Naysa sekilas, gadis itu selalu tampil dengan tatapannya yang tenang. Dan entah sejak kapan, Rafqi sadar kalau ia sudah jatuh cinta kepada Naysa. Walaupun mereka tunangan hampir 2 tahun setelah dikenalkan, namun keduanya sangat jarang berinteraksi. Disekolahpun mereka hanya berjumpa sesekali.

Di awal-awal setelah tunanganpun mereka sangat jarang menyapa. Semua benar-benar berlalu begitu saja.

"semua yang kamu pakai selalu cantik kok", Rafqi mengangkat suaranya, membuat Naysa sedikit tersenyum.

"kamu selama liburan belajar nyurus pesantren atau belajar ngegombal?", tanya Naysa.

"salting bilang mba", sindir Rafqi membuat Naysa hanya menaikkan bahunya.

Naysa memang agak terkejut mendengar itu. Mereka mulai memasuki kantin. Disana sudah ada Daffa dan Kia yang duduk berhadapan sambil beradu mulut.

"lo gak kangen sama gue, kita gak jumpa dua minggu lho", ucap Daffa dengan wajah yang dramatis.

"kangen buat apa! Idup gue tenang banget sumpah selama gak ada lo", jawab Kia sarkas.

Daffa menekuk wajahnya, "jahat banget", jawabnya sambil memalingkan wajahnya.

"guasah ngambek, bukan cewek cantik lo", sindir Kia.

"baru juga hari pertama sekolah, udah tengkar aja", tiba-tiba Dea sampai dan langsung duduk disamping Naysa.

PARADOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang