13. Tanggal Pernikahan

204 32 0
                                    

***

Istirahat kedua, Dea baru keluar dari Perpustakaan. Ia hanya hendak menyembalikan buku yang ia pinjam minggu lalu. Dea berjalan sambil memegang sebotol soft drink yang ia beli tadi di jam istirahat pertama.

Dea kembali kekelasnya, namun kala sudah didepan kelas, Dea tak berniat untuk masuk. Ia lebih memilih untuk berdiri di samping tembok pembatas. Dea melihat aktivitas dibawah sana, banyak adik-adik kelasnya yang sedang bermain basket.

"haha, oh jadi lo pernah juga sesat disana?"

Dea menoleh ke asar suara itu. seperti tebakannya, Itu suara Keyhan. Dan dari jauh Dea dapat melihat kalau Keyhan sedang berjalan bersama Sheba dan Keiyfa.

Dea tersenyum kecut,"makin lancar aja pdktnya", ucapnya yang entah pada siapa.

Tak ingin memperlama melihat itu, Dea kembali membuang pandangannya kesekelilingnya.

Sampai mereka telah sampai didepan kelas.

"yaudah, gue masuk dulu ya Key", pamit Sheba dengan senyuman termanisnya. Dea masihntak melihat, padahal kejadian itu tepat dibelakangnya.

"De, ngapain lo disitu?", tiba-tiba terdengar suara Keiyfa, reflek Dea berbalik dan tersenyum kikuk.

"hehe, gak. Didalam juga sumpek", jawab Dea dengan wajahnya yang khas. Memang banyak yang mengganggap kalau Dea itu cewek yang polos dan kekanak-kanakan. Gayanya yang sederhana dan tingkahnya yang kadang-kadang manja kepada teman-temannya membuat banyak yang menilai bahwa dia cewek yang imut.

Apalagi suaranya yang melengking kala berteriak, Dea juga tidak memakai bedak yang tebal seperti kebanyakan anak SMA lainnya. Ia selalu berpenampilan seadanya.

"yaudah Key, De. Kami masuk dulu ya", pamit Sheba kemudian. Dan sekarang tinggallah Dea dan Keyhan disana.

Dea tak memperdulikan Keyhan yang berdiri didepan pintu, ia berusaha menetralisirkan detak jantungnya yang sudah tidak karuan. Jangtung Dea makin berdetak kala menyadari sekarang Keyhan sudah berdiri disampingnya. Semoga saja Keyhan tidak dapat mendengar suara detakan jantungnya yang sudah seperti gendang rebana.

"hay De", sapa Keyhan ramah.

Dea hanya tersenyum ramah,"hay...", jawab Dea seadanya. Ah, yang benar saja, ia mau menjawab lebih. Tapi keadaan jantungnya terlalu lemah. Bisa-bisa ia pinsan disini karna keadaan jantung yang tidak karuan seperti ini.

"lo deket banget ya sama Naysa"

Reflek Dea menatap Keyhan, kok Naysa sih! Batin Dea.

"heeum, kami dah temenan dari kecil"

Firasatnya benar. Sepertinya Keyhan benar-benar suka kepada Naysa. Agh! Kenapa Naysa dan Rafqi tidak mempublikasikan saja kalau mereka sudah tunagan, atau mengapa orang-orang tidak curiga kepada cincin yang Naysa pakai, kalau itu cincin tunagan. Sejanak banyak sekali muncul pemikiran-pemikiran yang memojokkan Rafqi dan Naysa. Hingga akhirnya Dea kembali sadar pada permasalah awal mengapa Naysa dan Rafqi merahasiakan pertunangan mereka.

"oh, hehe, gue mau nanyak banyak nih", lanjut Keyhan sambil terkekeh.

"kamu suka sama Naysa", Tanya Dea langsung sebelum Keyhan sempat bertanya apa-apa.

Keyhan terkejut dan menatap Dea,"lo kok langsung bisa nebak gitu", jawab Keyhan dengan bodohnya. Seandainya ia tau siapa yang telah sejak lama memendam perasaan kepadanya.

Dea tak menjawab apa-apa, ia hanya diam menahan sesak. Tidak cukup Sheba teman sekelasnya yang menyukai Keyhan. Sekarang, orang yang disukainya malah menyukai sahabatnya. Setelah ini apalagi? Bisa gila sendiri kalau Dea terus memikirkannya.

PARADOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang