53. The Day

54 8 1
                                    

*sebelumnya, di part 51 ada perubahan dikit, jadi udah aku edit ulang, biar nyambung ke part ini. Anyway, enjoy the story guys!!!!!

***

Dea duduk dipojokan, ia memeluk kedua lututnya. Dia masih memejamkan matanya, mulutnya komat kamit melanturkan doa.

"sana De", Dea mendengar suara itu, perlahan ia membuka matanya, Rafqi sedang berdiri sambil melipat tangannya didada.

"gak berani", jawab Dea dengan raut wajah sangat kuatir.

Rafqi memutar bola matanya jengah, "bangun gak? Atau gue panggilin mereka suruh gerek lo", ancam Rafqi.

Barulah Dea berdiri, ia masih sangat lesu. Saat ini mereka sedang berada dirumah Althaf, dan hari ini Althaf dan Dea akan melihat pengumuman kelulusan mereka.

Yap! Mereka sudah resmi tamat dari SMA Emerald sebulan lalu. Ara sudah diterima di Univeristas Indonesia dengan jurusan Teknik Sipil, sesuai dengan keinginannya.

Pernikahan Rafqi dan Naysa hanya tersisa 5 hari lagi, padahal mereka sangat sibuk karena pernikahan mereka sudah sangat dekat, namun mereka menyempatkan untuk kerumah Althaf.

Bisa dibilang mereka berjanji untuk merayakan kelulusan setiap orang bersama. Lulus tidak lulus. Intinya setiap pengumuman mereka akan bersama.

"De, sini!", Dea melihat Althaf sudah melambaikan tangannya.

Althaf duduk didepan meja dengan sebuah Macbook dihadapannya. Ia dikelilingi teman-temannya. Dea berjalan lesu, semua memberi ruang agar Dea bisa duduk disamping Althaf.

"mau cek gue dulu atau lo dulu?", tanya Althaf.

"kita gak bisa kalau nunggu mama aku sampai dulu?", tanya Dea, dia benar-benar seperti kehilangan kekuatan sangking gugupnya.

Naysa mengelus bahu Dea, "kita tunggu tante Dina sampai dulu aja kali ya", ucap Naysa sambil mengode Althaf.

Akhirnya Althaf mengangguk, pasti akan lebih baik bila ada orang tua disaat seperti ini. Althaf mengerti itu, bahkan saat ini mereka sedang diperhatikan oleh kedua orang tua Althaf dari lantai dua.

Althaf melirik orang tuanya sekilas, Mursyidah mengangguk sambil tersenyum memberikan semangat kepada putranya.

"eh, itu tante Dina sama Om Arif", ucap Daffa, semua mata tertuju kearah pintu. Dina masuk bersama suaminya, wajah mereka tampak serius ikut merasakan kegugupan yang dirasakan anak mereka.

"langsung mulai Althaf", ucap Arif, Althaf mengangguk cepat.

"gue dulu?", tanya Althaf ke Dea.

Dea menarik nafasnya, dan mengangguk, "boleh"

Althaf mulai memasukkan username nya di laman website tersebut. Ia memejamkan matanya sesaat ketika loading. Entah apa yang akan terjadi, ia akan berlapang dada. Ia yakin masih banyak jalan lain kedepan, bahkan sangat tidak masalah bila ia pada akhirnya kuliah di dalam negri.

"AAAAA!!!!!", teriak Daffa keras.

Althaf membuka matanya, sontak ia membulatkan matanya.

"LULUS!!!!", teriaknya keras.

Sontak seluruh ruangan mengucap syukur dan bersorak bahagia.

"huaaa, lulus!!!", Dea menutup mulutnya dengan tangannya.

"Thaf! Congrats!!!", Kia memekik senang.

Althaf melirik orang tuanya dilantai dua, Mursyidah tidak dapat menahan harunya, putranya bisa menembus salah satu Universitas yang mennyediakan pendidikan dokter terbaik dunia.

PARADOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang