37. Janji Baru

142 19 7
                                    


***

Althaf celingak-celinguk mencari keberadaan Dea. Setelah meninggalkannya di taman belakang rumah Ara, Althaf belum juga menemukan dimana Dea. Rumah Ara yang luas, membuat Althaf sangat sulit menemukannya.

Althaf berjalan kearah Kia yang sedang duduk bersama teman sekelasnya.

"Ki, tengok Dea kemana gak?", Kia langsung bangkit ketika mendengar suara Althaf dibelakangnya.

"barusan dia ngizin mau pulang sih", ucap Kia yang sontak membuat Althaf melotot.

"pulang? Sama siapa?", Tanya Althaf cepat.

Kia menatap Althaf aneh, namun ia tetap menjawab pertanyaan Althaf,"gak tau, gue mau nanyak, dianya keburu pergi", jawab Kia jujur.

Althaf mengusap wajahnya gusar sesaat, lalu langsung meninggalkan Kia dan teman-temannya disana.

***

Disisi lain, Dea merebahkan tubuh keatas kasur empuknya. Siapa sangka, supir pribadi keluarganya datang untuk menjemputnya. Jelas ini semua atas perintah dari mama papanya.

Padahal acara selesai masih sekitar 30 menit lagi, namun Dea merasa kasihan pada pak Husen pada hari liburnya. Padahal pak Husen mau menunggu hingga acara selesai.

Dea bangkit dan duduk dipinggiran kasurnya, ia terus memikirkan hal yang tadi terjadi ditaman belakang rumah keluarga Ara. Dea meringgis mengingat kebodohannya, tidak seharusnya ia marah kepada Althaf. Memang siapa Dea yang mesti marah ketika Althaf sering lupa kepadanya ketika sedang bersama orang yang dia suka. Lagi pula, Nabiela juga temannya.

"apa Dea harus minta maaf sama Althaf?", Tanya Dea pada dirinya sendiri.

Namun, sedetik kemudian ia menggeram kesal,"aghhh, bodo ahhh", ia membanting kembali tubuhnya kekasur.

Beberapa saat kemudian, ia mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya, Dea melirik jam dinding yang ada dikamarnya. Ini sudah jam 22.15 malam. Terdengar suara mbak Ani memanggil dari luar, Dea menghembuskan nafas lelah, apalagi sudah jam segini.

"kenapa mbak?", Tanya Dea lesu sambil menempelkan pipinya di pintu.

"ada tamu, cariin non Dea"

Dea mengerutkan alisnya, mungkin saja teman-temannya menginap malam mini, lagi pula besok juga libur.

Dea langsung berjalan keluar tanda bertanya siapa.

Namun ketika kaki Dea hendak menyentuh anak tangga, tiba-tiba mbak Ina bersuara.

"cowok yang datang bawa makanan kemarin itu non"

Dea sontak mundur dua langkah,ia langsung ingat itu siapa,"ih, mbak kok gak bilang sih Althaf yang datang"

"kan non gak nanyak", jawab mbak Ina benar.

"lagipula mbak kok tau kemarin itu althaf bawa makanan, mbak ngintip ya", tuduh Dea cepat.

Mbak Ina menyengir,"hehe, dikit", ucapnya.

"mbak ihhhh, Dea jadi malu", ucap Dea sambil menutup wajahnya.

Mbak Ina masih menyengir,"pacar non ganteng"

Dea langsung menggeleng dan membantah,"dia bukan pacar Dea, dia cuma anak temen mama yang kebetulan satu sekolah sejak TK!!!", ucap Dea setengah hati.

Mbak Ina juga setengah percaya,"yaudah, sana temuin dulu temennya", ucap mbak Ina yang diiyakan Dea.

Dea langsung turun, selama dalam perjalanan ia sudah menyiapkan mentalnya untuk apapun yang terjadi nantinya.

PARADOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang