.
.-o0o-
"Dia.cewek.gue."
Galaksa El Grady.
-o0o-
.
.
.
Happy Reading
🌻🌻🌻Untuk yang kesekian kalinya, Gisha terus merutuk kesal dalam hati. Demi apapun, ia benar-benar malas sekarang.
Tapi, yang namanya Sesil tetap saja kekeuh. Gadis itu dengan kasar menarik Gisha agar tidak jadi pulang. Dan berakhir dengan nyangkut disebuah kafe kekinian.
Masih dengan baju seragam yang melekat ditubuh mereka, keduanya tengah duduk anteng disalah satu meja yang tersedia.
Tadi Gisha sempat menghubungi orang rumah jika dirinya akan main sebentar. Untung saja mamah nya mengijinkan.
"Gila, Boba nya enak banget!" Pekik Sesil senang. Gadis itu sedari tadi terus berdecak senang sesaat setelah menyedot minuman Boba tersebut.
"Lo udah bilang kayak gitu hampir sepuluh kali loh."
Sesil mengangkat kedua bahunya tak peduli. "Gak peduli, soalnya Boba nya enak. Vinda harus banget nyoba Boba nya."
Gisha menggeleng pelan melihat kelakuan sahabatnya itu. "Udah lah cepetan! Gue udah ngantuk, pengen rebahan dirumah."
"Ih lo mah! Kali-kali kek main kayak gini, rebahan terus!"
"Males."
Sesil mendelik kesal. Saking kesalnya, rasanya ia ingin menenggelamkan sahabatnya itu ke laut.
Gisha mengangkat sebelah tangannya, melihat jam tangan yang melingkar ditangannya. "Udah mau jam 4 loh Ses. Kita disini udah lama banget!"
"Ya gapapa dong, sekalian cari cogan kan."
"Lo aja sana, gue gak minat!"
Sesil memutar matanya malas. Atensi gadis itu teralih pada handphone miliknya yang berdering. Tangannya kemudian bergerak menerima panggilan tersebut.
Gisha hanya menatap gadis didepannya itu.
"Sha, kita pulang yuk." Ajak Sesil sesaat setelah panggilan itu berakhir.
"Kenapa emang?"
"Nyokap gue nyuruh gue anterin dia kerumah sodara."
Gisha ber-oh ria. Dalam hati, gadis itu bersorak senang. Akhirnya bisa pulang! Membayangkan jika ia tengah guling-guling dikasurnya saja sudah membuat senyum gadis itu terukir.
"Ya udah ayok."
Sesil mengangguk. Setelah membayar, kedua gadis itu berjalan keluar dan mencari angkutan umum.
Gisha melambaikan tangannya ke arah Sesil saat gadis itu sudah mendapat tumpangannya. Sayang sekali mereka beda jalur.
"Hati-hati." Ucap Gisha.
Sesil mengangguk. "Lo juga."
Gisha menghembuskan nafasnya perlahan. Kepalanya mendongak ke atas, hari ini benar-benar panas! Mata Gisha lantas melirik ke arah sekitar. Senyum nya terangkat saat melihat sebuah Alfamart yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri.
Gadis itu pun berjalan kearah Alfamart tersebut, lalu duduk di sebuah kursi. Lumayan, sedikit adem karena sinar matahari nya terhalang.
Tangannya ia gunakan sebagai kipas manual. "Panas banget gilaa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAKSA [End/Terbit]
Teen Fiction"Gue udah bilang, gue gak mau jadi pacar lo Galak!!" Pekik Gisha menolak tegas. "Gue gak peduli. Intinya, lo pacar gue! Dan lagi, Siapa yang lo maksud Galak?" Tanya El tak mengerti. "Elo lah! Nama lo kan Galaksa!" El sontak berdecih kesal. "Anj-" "A...