[13] Adu Mulut

107K 10.6K 293
                                    

.
.
.

-o0o-

"Mau adu mulut gak?"

-o0o-
.
.
.

🚫TANDAI TYPO!🚫

...

-Happy Reading-
🌻🌻🌻

Malam tiba. Gisha tengah termenung dikamarnya. Entah karena memikirkan apa hingga gadis itu tiba-tiba teringat tentang El. Lebih tepatnya, kejadian saat cowok itu menciumnya dengan lancang.

Mengingatnya, membuat Gisha ingin memukuli cowok itu sampai bonyok.

Jika dipikir-pikir, Gisha seharusnya lebih marah dari itu, bukan hanya memaki kesal saja. Masalahnya, ciuman itu ingin ia berikan untuk cowok yang ia cintai. Bukan cowok pemaksa dan kurang ajar seperti El. Benar-benar tak ada dalam list keinginannya.

Sudah sekitar satu Minggu Gisha menjalani hari-harinya tanpa tenang. Acara mageran nya terasa tak pernah tenang. Dan ia ingin ketenangannya kembali.

Hanya satu caranya. Menyingkirkan El dari kehidupannya. Tapi Gisha tidak tahu bagaimana caranya. Sudah memaki beberapa kali pun dengan usiran kasar nya, El tetap saja terus mengganggu nya.

Meski Gisha sedikit bersyukur, karena cowok itu tak pernah lagi berbuat macam-macam saat dirasa banyak orang. 

Berbuat macam-macam yang dimaksud bukan ke hal-hal nganu ya. Maksudnya, El yang selalu bersikap jahil dan menyebalkan padanya.

Obrolan dan pertemuan mereka pun tak sesering saat awal-awal bertemu. Sekarang, Gisha selalu berusaha menghindar. Itupun kalo berhasil.

"Pokoknya gue harus bisa buat si Galak ngejauh dari gue! Dia udah usik ketenangan jiwa dan raga gue! Gak bisa dibiarin!" Ujar Gisha bertekad.

-o0o-

Disisi lain, El dan teman-temannya tengah asik menyesap rokok di sebuah rumah minimalis. Rumah ini sering mereka sebut markas. Entah markas untuk apa.

Rumah ini tak bertingkat, karena yang memakai cuma cowok berlima itu. Jadi kalo terlalu luas, ada repotnya juga.

Jika kalian bertanya-tanya ini rumah siapa, maka jawabannya ini rumah patungan. Mereka membeli rumah ini dengan iuran. Berhubung mereka ini anak-anak holkay, jadi bukanlah masalah.

"Gue denger, salah satu anak SMA Merpati ada penjara ya?" Gervan membuka suaranya.

Seraya menyesap rokoknya, Neron melirik Gervan penasaran. "Penjara? Gara-gara apaan?"

Gervan menggedikkan bahunya. "Gak tau sih. Gue gak tau pasti. Tapi gue denger-denger dia bunuh cewek gara-gara si cewek hamil."

Delon ikut menatap Gervan terkejut. "Asli? Dibunuh?"

"Jahat banget anjir. Udah tanam benih, malah dibunuh." Sahut Alwin.

Gervan mengangguk setuju. "Tapi itu juga gak pasti. Gue denger dari si Roni di sekolah tadi."

"Ganti topik anjir! Jangan bahas yang kek gitu."ujar El.

Gervan menghela nafasnya. "Bahas apaan anjir! Gue gak punya topik lagi."

Neron menaruh sisa puntung rokok nya di asbak. "Oh iya, gue punya topik nih. Gue penasaran banget! Pengen nanya tapi lupa terus anjing."

GALAKSA [End/Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang