"Gue udah bilang, gue gak mau jadi pacar lo Galak!!" Pekik Gisha menolak tegas.
"Gue gak peduli. Intinya, lo pacar gue! Dan lagi, Siapa yang lo maksud Galak?" Tanya El tak mengerti.
"Elo lah! Nama lo kan Galaksa!"
El sontak berdecih kesal. "Anj-"
"A...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-Happy Reading- 🌻🌻🌻
Gisha dan kedua sahabatnya kini tengah menikmati waktu istirahat mereka di kantin.
Ketiganya terlihat begitu lahap menyantap makanan yang sudah mereka pesan tadi.
Tangan Gisha menyeruput kuah bakso miliknya yang terasa ada yang kurang. Bibirnya terlipat, berusaha merasakan kuah bakso miliknya yang terasa biasa saja.
"Kurang apa ya?" Tanyanya.
"Makan bakso aja udah kayak mau nyoblos capres." Ujar Sesil risih dengan kelakuan sahabatnya itu.
Gisha tak menjawab ledekan Sesil. "Udah enak kok, tapi kayak ada yang kurang." Gumamnya.
"Ribet banget sih, makan mah makan aja kali Sha." Ujar Sesil kembali.
"Diem deh Ses!"
Sesil mendelik, kemudian kembali menyantap makanannya.
"Kurang saos sama kecap kali." Sahut Vinda.
"Ih gak! Gue gak mau pake saos kecap."
Vinda ikut mendelik. Memang benar ya, Gisha itu ribet kalo urusan makanan.
"Berarti kurang sambel kali. Gitu aja ribet."
Iya juga. Dengan senyum lebar nya, Gisha kembali menyendok kan beberapa sendok sambel pada mangkuk nya. Kebiasaan Gisha itu, kalo makan bakso selalu saja tidak menggunakan saos dan kecap. Hanya bumbu sambal saja. Menurutnya, itu lebih enak. Namun, bukan berarti ia tidak suka saos kecap.
Gisha kembali mengaduk kuah bakso nya. Kemudian kembali menyeruput kuahnya. "Kurang pedes ini."
Vinda dan Sesil bergidik ngeri ditempat. Padahal sudah menyendok sambel segitu banyaknya, masih dibilang kurang pedes? Apa Gisha ini titisan setan, sampai tidak merasakan sensasi pedas dan panas dari sambal itu?
Dimeja lain, El dan teman-temannya pun juga tengah menikmati makanan mereka. Ditemani oleh candaan-candaan garing, dan beberapa teka-teki aneh dari si kembar.
Mata El sedari tadi tertuju pada satu meja dimana seorang gadis dan dua temannya tengah duduk disana. Sorot mata nya berubah tajam melihat kelakuan gadis itu.
"Mau kemana El?" Tanya Gervan saat melihat El yang beranjak padahal mie ayam pesanan cowok itu masih sisa setengah.
"Ngurusin pacar bandel."
Raut terkejut ke-empat cowok itu sontak terpampang. Mereka menatap setiap pergerakan El yang berjalan menuju sebuah meja yang tak jauh dari mereka.
El berdiri tepat dibelakang Gisha, dan sepertinya Gisha sama sekali tidak menyadari keberadaannya. Kedua teman gadis itulah yang menyadari keberadaannya.