.
.
....
-Happy Reading-
🌻🌻🌻Bughh
Bughh
Bughh
Suara-suara pukulan itu terdengar cukup jelas ditelinga mereka. Semuanya nampak tak bisa berkutik melihat kejadian didepannya.
El tampak begitu bringas. Memukul, menendang, bahkan menginjak perut lawannya tanpa ampun. Cowok itu terlihat tak memiliki rasa kasian sama sekali. Matanya menyorotkan emosinya yang memuncak.
Sekarang Gisha benar-benar paham dengan maksud ucapan Bastian. El benar-benar terlihat sangat brutal saat melawan musuhnya. Pantas saja Bastian mengatakan jika kekasihnya itu orang gila. El benar-benar menggila sekarang.
Bughh
Tak ada perlawanan sama sekali dari Rian. Cowok itu hanya bisa menghindar atau hanya menepis serangan El. Tubuhnya sudah terlalu lemah dengan rasa sakit dimana-mana.
Ia seolah tak memiliki celah sama sekali untuk melawan. Serangan-serangan El benar-benar cepat dan kuat. Membuatnya tak berdaya dan hanya mampu meringis.
Sementara itu, El masih terus memberikan serangan tanpa jeda. Tak peduli dengan kedua tangannya yang memerah akibat pukulan-pukulan kerasnya pada cowok dihadapannya.
Nafasnya terus berderu tak beraturan. Demi apapun, ia tak pernah se-emosi ini dalam hidupnya. Amarahnya benar-benar memuncak saat cowok yang ia ketahui bernama Rian ini dengan lancang nya mendorong tubuh Gisha hingga kekasihnya itu terjatuh.
Mengingat Gisha yang tengah sakit dan otomatis daya tahan tubuh Gisha tidaklah kuat. Maka akan dengan mudah gadis itu terjatuh oleh dorongan Rian.
"MATI LO ANJING!!!"
Rian masih terus meringis. Serangan-serangan El tidak main-main. Benar-benar brutal dan kuat. Kepalanya sekarang terasa pening dan mungkin beberapa saat lagi, kesadarannya akan hilang.
Mata Gisha masih setia menatap dua orang didepannya. Ingin rasanya ia menarik El dan menghentikan aksinya, tapi tubuhnya terlalu lemas untuk sekedar memisahkan pertengkaran itu.
Gisha menolehkan kepalanya ke arah sekitar. Beberapa orang terlihat menatap takut pada pertengkaran itu. Tak ada yang beraji mendekat, mereka hanya berdiri dari kejauhan seraya menatap takut-takut.
Hingga akhirnya fokus Gisha teralihkan pada seorang security yang berjalan mendekat ke arah pertengkaran itu.
Sekarang Gisha sedikit lega. Semoga saja security itu bisa berhasil memisahkan El dan Rian.
"Mas, udah mas. Ini tempat umum, jangan bikin pengunjung disini ketakutan karena pertengkaran kalian." Ucap security itu baik-baik.
El tentu saja mengacuhkannya. Ia masih belum puas menghajar cowok dibawahnya ini. El ingin melihat cowok ini benar-benar tak berdaya dulu, baru ia akan melepaskannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
GALAKSA [End/Terbit]
Teen Fiction"Gue udah bilang, gue gak mau jadi pacar lo Galak!!" Pekik Gisha menolak tegas. "Gue gak peduli. Intinya, lo pacar gue! Dan lagi, Siapa yang lo maksud Galak?" Tanya El tak mengerti. "Elo lah! Nama lo kan Galaksa!" El sontak berdecih kesal. "Anj-" "A...