.
.
.
...
-Happy Reading-
🌻🌻🌻Pagi ini, dikelas 11 MIPA 3 terdengar cukup ricuh. Banyak siswa-siswa yang sudah datang dan saling menyapa.
Sama juga dengan Gisha dan Vinda yang pagi-pagi seperti ini tengah membahas suatu hal.
Tentu itu Sesil. Lebih tepatnya tentang cowok yang kemarin datang ke rumah Vinda dan menanyakan keberadaan Sesil.
"Dia datang jam berapa emang?" Tanya Gisha.
"Sekitar jam setengah lima sore." Jawab Vinda.
Gisha menghembuskan nafasnya perlahan. Bingung juga ternyata. Vinda sudah bercerita kronologi kejadian saat cowok tidak dikenal itu datang ke rumahnya. Dan sampai sekarang, Gisha tidak paham dengan maksud cowok itu.
Kenapa cowok itu tidak langsung bertanya pada Sesil? Sudah pasti bukan jika mereka saling bertukar kontak? Kenapa tidak dihubungin?
Nomor Sesil sampai sekarang masih aktif, hanya saja jika Vinda dan dirinya yang menelpon, Sesil tidak pernah mengangkat nya. Tapi mungkin berbeda jika pacarnya itu yang menelpon, pasti Sesil mengangkat nya kan?
Kecuali jika mereka memang tak lagi memiliki hubungan baik. Satu yang Gisha terus pikirkan ketika mengingat janin diperut Sesil. Apakah ayah dari janin itu akan bertanggung jawab?
Bisa saja, Sesil menghilang karena tidak ingin bertemu kembali dengan pacarnya setelah kejadian dirinya yang dijebak. Atau juga mungkin karena pacarnya tak ingin bertanggung jawab, dan Sesil lebih memilih pergi.
"Huh, gue gak pengen ambil pusing. Udahlah, gue gak mau mikirin dia lagi." Ucap Gisha.
"Gak bisa gitu Sha, Sesil kan temen kita. Gue tau kok, mau sekecewa apapun Lo sama dia, Lo tetep punya rasa peduli sama dia. Apalagi sekarang dia gak ada kabar." Sahut Vinda.
Peduli? Tentu Gisha peduli pada Sesil. Namun tetap saja ini terasa berat untuknya. Keberadaan Sesil yang tak tau dimana membuatnya semakin risau. Setidaknya, jika Sesil berterus terang, Gisha bisa sedikit memberikan pengertian pada sahabatnya itu.
Tapi masalahnya, Sesil malah menghilang begitu saja tanpa kabar.
Gisha sangat amat kecewa akan hal itu.
"Sha, pacar lo nyariin nih!" Teriak salah satu teman Gisha
Bagaimana sebuah sirine, teriakan tersebut membuat suasana kelas menjadi hening.
Semuanya terpaku dan terfokus pada seorang cowok yang tengah berdiri di depan pintu kelas mereka.
Tatapan dingin khas nya, wajah tampan paripurna, dan jangan lupakan aura mengintimidasi dari cowok itu. Membuat semua orang merasakan terkagum dan takut dalam satu waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAKSA [End/Terbit]
Teen Fiction"Gue udah bilang, gue gak mau jadi pacar lo Galak!!" Pekik Gisha menolak tegas. "Gue gak peduli. Intinya, lo pacar gue! Dan lagi, Siapa yang lo maksud Galak?" Tanya El tak mengerti. "Elo lah! Nama lo kan Galaksa!" El sontak berdecih kesal. "Anj-" "A...