[32] Persiapan

82.5K 8.6K 403
                                    

.
.
.
🚫TANDAI TYPO🚫
...

-Happy Reading-🌻🌻🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Happy Reading-
🌻🌻🌻

Tepat pada pukul 6 lebih 10 menit, El dan Gisha sudah sampai digedung yang akan menjadi tempat berlangsungnya acara pernikahan.

Keduanya keluar dari mobil bersamaan. Gisha menatap sekitarnya kagum. Dekorasinya bukan maen! Apalagi dibagian taman yang berada disamping gedung juga ikut didekorasi untuk acara nanti malam nya.

"Ayok masuk."

Gisha melirik pada El. Cowok itu sudah menggenggam tangannya, dan menatapnya.

"Ayok."

El dan Gisha mulai berjalan bersama masuk kedalam gedung. Acaranya akan dilaksanakan dilantai dasar, jadi mereka tidak perlu capek-capek naik lift terlebih dulu.

Beberapa orang berjalan berlalu lalang. Semua tampak sibuk mengurus urusan masing-masing.

"Nanti kalo di-make up, jangan menor-menor." Ucap El.

"Gimana yang makeup-in lah. Gue mah nurut aja." Balas Gisha.

El berdecih. Liat saja apa yang akan ia lakukan pada perias itu nanti jika sampai mendandani Gisha berlebihan.

Satu yang El yakini, Gisha tanpa make up saja sudah sangat cantik. Apalagi jika di-make up. Mungkin hanya diberi sentuhan sedikit saja sudah semakin membuat aura kecantikan gadis itu semakin terpancar. Apalagi yang di make up menor.

Maksud dari menor itu bukan kayak badut ya. Maksudnya, make up yang digunakan sedikit lebih banyak.

"Ya Lo kan bisa request, bilang kalo make up nya yang natural aja." Suruh El memaksa.

Gisha memutar matanya malas. "Hm."

El yang mendengar jawaban deheman Gisha langsung mengeratkan genggaman mereka. "Gue ikut Lo aja lah. Kalo perlu, gue liatin Lo pas di-make up. Gue juga bakalan bilang sama tukang dandanin nya, jangan menor-menor."

Pemaksa dan keras kepala sekali bukan? Namun, Gisha selalu saja tidak bisa menolaknya.

"Iya Gal, iya."

El sedikit menarik sudut bibirnya. Ditengah-tengah langkah mereka, cowok itu menghentikan gerakannya. Tentu Gisha juga serentak ikut berhenti karena tangan mereka yang bertautan.

"Kena-"

Cup.

Gisha membeku. Jantungnya seperti berhenti dalam beberapa detik. Pipinya mulai mengeluarkan rona nya, dan juga matanya yang menatap lurus ke depan.

Fokus Gisha hanya satu. Dahinya. Dahinya yang baru saja dikecup oleh El. Terkejut? Pastinya. Ditambah rasa malu yang mulai menjalar keseluruh tubuhnya.

GALAKSA [End/Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang