.
.
.
...
-Happy Reading-
🌻🌻🌻Perasaan Gisha tengah diliputi bahagia saat ini. Akhirnya, rasa rindunya terbalaskan. Papahnya yang amat sangat ia rindukan baru saja pulang.
"Udah dulu, papah mau ganti baju sekalian mandi. Kamu mending buka-buka dulu koper papah." Ucap Alfan. Meski dirinya teramat rindu dengan putrinya, tapi tetap saja ia harus bersih-bersih terlebih dahulu. Tidak enak rasanya jika kangen-kangenan sementara ia malah kegerahan.
Kening mengkerut disertai bibir mengerucut. Gisha mendengus. "Nanti aja pah, orang masih kangen juga." Protes Gisha.
Tau kan, jika papahnya Gisha itu tipe orang yang rapih? Pasti jika belum bersih-bersih itu rasanya sangat tidak nyaman. Berbeda cerita dengan Gisha, yang emang pada dasarnya jorok.
"Papah kamu mandi bentar Sha. Kasian dong, gak nyaman nanti." Ucap Friska yang baru saja datang dengan secangkir kopi ditangannya.
Friska menaruh kopi itu dimeja, kemudian ikut duduk disamping Gisha. "Katanya pengen oleh-oleh." Celetuk Friska.
Gisha jika sudah kangen ya gini. Kayak anak kecil yang gak bisa pisah dari emak nya.
Pada akhirnya, Gisha mengalah dan melonggarkan pelukannya pada Alfan. Alfan tersenyum seraya mengelus Surai halus putrinya.
"Papah tinggal bentar, kamu sama mamah disini."
Gisha mengangguk patuh. Ucapan Friska tentang oleh-oleh tadi membuat pertahanan Gisha sedikit goyah.
Seperginya Alfan, Gisha langsung mendekat pada salah satu koper besar yang papahnya bawa. Matanya berubah berbinar dengan rasa penasaran yang menyertai.
Dibaringkannya koper itu lalu membuka resletingnya secara perlahan, jaga-jaga takut barang didalamnya rusak.
Setelah koper itu terbuka, Gisha terkikik senang. Didalam koper itu bukan hanya ada barang, tapi juga makanan!
Bukan Gisha namanya jika tidak menomorsatukan makanan.
Tangannya secepat kilat mengambil bungkusan makanan yang ada di dalamnya. Dan tanpa berpikir panjang, Gisha langsung membuka bungkusan nya, kemudian memakannya lahap.
Friska yang melihat tingkah putrinya pun menggeleng. Lalu kembali fokus pada oleh-oleh yang dibawa suaminya.
"Ngapain papah kamu beli boneka?"
Kepala Gisha menoleh cepat saat mendengar ucapan Friska.
"Boneka!!"
Boneka berwarna merah dengan bentuk hati itu langsung berpindah tangan pada Gisha.
"Ih lucu banget!" Tangan Gisha mengusap-usap permukaan lembut boneka tersebut. "Ih, papah pasti beliin buat aku mah, masa buat mamah."
Friska hanya menggedikkan bahu. Ya memang ucapan Gisha masuk akal sih. Masa dirinya yang dibelikan boneka? Rasanya tidak cocok.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAKSA [End/Terbit]
Roman pour Adolescents"Gue udah bilang, gue gak mau jadi pacar lo Galak!!" Pekik Gisha menolak tegas. "Gue gak peduli. Intinya, lo pacar gue! Dan lagi, Siapa yang lo maksud Galak?" Tanya El tak mengerti. "Elo lah! Nama lo kan Galaksa!" El sontak berdecih kesal. "Anj-" "A...