"Gue udah bilang, gue gak mau jadi pacar lo Galak!!" Pekik Gisha menolak tegas.
"Gue gak peduli. Intinya, lo pacar gue! Dan lagi, Siapa yang lo maksud Galak?" Tanya El tak mengerti.
"Elo lah! Nama lo kan Galaksa!"
El sontak berdecih kesal. "Anj-"
"A...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-Happy Reading- 🌻🌻🌻
"Demi gue mah, tau kayak gini, mending kagak ngajak lo jalan Sha." Gerutu Bastian.
Sementara si gadis yang berada tepat dibelakangnya hanya bisa diam tanpa mengeluarkan suara. Ingin membantah, namun sayangnya ini memang benar salahnya. Jadi mungkin lebih baik diam, daripada semakin memperumit masalah dengan cowok didepannya.
"Kalo gue nanti digebukin, emang lo mau tanggung jawab? Kagak kan?"
"Makanya, apa-apa itu bilang Sha! Jangan cari penyakit! Nanti kalo kalian putus, gue yang disalahin."
Mendengar kalimat terakhir Bastian, membuat Gisha kesal dan langsung memberikan pukulan pada punggung cowok itu.
Alhasil, Bastian yang tengah mengemudi itu langsung protes.
"Diem Sha! Ini kita kalo nabrak pohon gak lucu."
Gisha berdecih, lalu kembali duduk nyaman di kursi penumpang dibagian belakang. "Lo sih, omongannya ngawur."
"Ciee, takut banget putus sama si El."
"Ihh, berisik lo komodo!"
Bastian cekikikan sendiri. Lucu juga jika menggoda Gisha seperti ini.
Mobil Bastian berhenti tepat didepan rumah Gisha. Bastian sedikit bernafas lega lantaran tidak ketahuan oleh kekasih gadis ini. Tapi juga ia sedikit kesal karena waktu untuk makan-makan dicafe tadi terhenti.
Saat di restoran tadi, mereka tidak melanjutkan obrolan. Setelah Gisha mengatakan jika ia pergi tanpa memberi kabar pada pacarnya, Bastian langsung mengajak Gisha pulang. Ia harus bermain aman, tidak ada bonyok diantara pertemuannya dengan Gisha.
Gisha yang kesal pada Bastian, karena cowok ini sama saja menyia-nyiakan waktunya. Gadis itu kemudian lebih memilih duduk dibangku kemudian bagian belakang. Lebih tepatnya dibelakang jok Bastian. Berlagak layaknya seorang majikan yang tengah menaiki mobil yang dikendarai oleh supir.
Terdengar bunyi pintu mobil terbuka. Tanpa melirik pun Bastian tau jika itu Gisha.
Bastian kemudian membuka kaca kemudi untuk bisa melihat langsung Gisha. "Lain kali kalo gue ajak jalan, bilang dulu."
Gisha berdecak. Sudah pengang telinganya karena terlalu banyak mendengar ocehan Bastian. "Iya! Sana lo pulang!"
"Ya udah, gue pulang. Bye!'
Bastian kembali menutup kaca mobil. Menyalakan kembali mesin mobil, dan kemudian menginjak pedal gas.
Gisha menatap kesal mobil yang sudah menjauh dari jangkauan pandangannya. "Huh, capek. Pengen tidur."
Tubuhnya berbalik, lalu kemudian berjalan ke arah gerbang. Membukanya dengan susah payah, lalu masuk dan kembali menutupnya.
Kedua kakinya kembali melangkah menuju rumah. Namun, Gisha seperti melihat sesuatu yang janggal. Langkahnya terhenti tepat didepan pintu rumahnya. Matanya menatap area teras dan parkiran dirumahnya. Sepertinya ada yang aneh, tapi apa?