"Gue udah bilang, gue gak mau jadi pacar lo Galak!!" Pekik Gisha menolak tegas.
"Gue gak peduli. Intinya, lo pacar gue! Dan lagi, Siapa yang lo maksud Galak?" Tanya El tak mengerti.
"Elo lah! Nama lo kan Galaksa!"
El sontak berdecih kesal. "Anj-"
"A...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-Happy Reading- 🌻🌻🌻
Bagaikan sebuah angan, semuanya sudah kembali seperti semula.
Tak ada lagi perselisihan dan yang pasti, hidup Gisha jauh lebih tenang tanpa ada masalah yang menghantuinya.
Pertengkarannya dengan El tempo hari pun tak berbuntut panjang. Mereka menyelesaikannya dengan kepala dingin dan saling terbuka satu sama lain.
Anggap saja pertengkaran kemarin sebagai bumbu dalam hubungan pacaran mereka. Dan menjadikan keduanya lebih dewasa jika masalah yang sama kembali hadir.
"Mau pulang gak?"
"Kenapa emang?"
"Enek gue liat tuh boneka. Pengen bakar aja bawaannya."
Gisha terkekeh maklum. "Disini aja dulu. Kasian Alwin, dia lagi seneng tuh."
El menghela nafasnya kasar. Tatapannya menatap tajam pada boneka yang tengah disandarkan pada sebuah bangku mini. Dihadapan boneka itu, ada satu kue ulang tahun kecil dengan lilin diatasnya.
Lihat saja, suatu saat El akan membakar boneka itu hingga hangus. Karena boneka itu, ia harus menghabiskan waktunya dengan menyanyikan lagu ulang bulan, disertai memberikan kado yang sebenarnya sudah lebih dulu dipersiapkan Alwin.
Sungguh, El yakin jika otak Alwin sudah bergeser. Atau mungkin otak kanan dan kirinya berganti posisi hingga menjadikan kelakuan cowok itu seperti sekarang.
"Ayok semuanya tepuk tangan!" Titah Alwin keras.
Ke-empat cowok dan satu cewek yang tengah duduk di sofa itu menurut. Bertepuk tangan dengan malas.
Alwin tersenyum lebar saat pintu ruangan ini terbuka lebar. Terlihat seorang wanita paruh baya dan perempuan yang tengah mengandung sedang berdiri didepan pintu.