[26] Bimbang

80.4K 8.3K 239
                                    

.
.
.
🚫TANDAI TYPO🚫
...

-Happy Reading-🌻🌻🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Happy Reading-
🌻🌻🌻

Kini, gadis dengan balutan piyama berwarna ungu cerah itu tengah berdiri di depan gerbang rumahnya. Sudah sekitar 10 menit ia berdiri disini. Menunggu seseorang yang katanya akan datang.

Ditemani rasa dingin dan semilir angin, Gisha menghentakkan kakinya kesal. Lama sekali! Katanya sudah hampir sampai, tapi kenapa lama sekali?

Gisha terus berceloteh kesal. Biarkan saja dirinya dianggap gila karena ngomong sendiri. Gisha tak peduli, yang jelas ia kesal, dan salah satu cara melampiaskannya adalah dengan marah-marah seperti ini.

Langit sudah sepenuhnya berubah gelap. Membuat Gisha merinding. Sekarang tepat pukul 8 malam. Sekitar 3 jam yang lalu, teman-temannya sudah pulang. Dan diganti dengan ia El yang memintanya untuk bertemu.

Setelah pesan singkat, padat dan tidak jelas El, cowok itu meminta Gisha untuk bertemu. Kata El sih ingin mengobrol di cafe saja, karena kalau dirumah Gisha tidak akan setuju. Tentu nanti mamahnya akan banyak menggoda nya.

Deru motor mendekat membuat Gisha mengalihkan perhatiannya. Gisha menoleh pada asal suara. Mata nya kontan membulat, mulutnya pun ikut terbuka menandakan bahwa dirinya tengah terkejut sekarang.

Seseorang yang tengah menaiki motor itu menghentikan motornya dihadapan Gisha. Dalam helm nya, El tersenyum geli melihat ekspresi terkejut Gisha.

"Kenapa?" Tanya El.

Gisha tersadar. Gadis itu berdeham pelan untuk menormalkan keterkejutannya.

Lagipun, siapa yang tidak kaget? Jika biasanya El menaiki motor sportnya, alias si hitam ninja. Kali ini, cowok itu menaiki motor matic. Jika motor itu berwarna hitam, putih ataupun abu, Gisha tidak akan terkejut. Tapi motor El itu berwarna kuning terang! Ingat! Kuning terang!

"Kenapa? Kaget?" Tanya El lagi.

"Kok warna kuning? Kayak tai tau gak?"

El terkekeh mendengar ucapan Gisha. Sebenarnya, El juga tidak mau menggunakan motor ini. Pertama, El tidak terlalu menyukai warna-warna terang dan mencolok, dan kedua, ia terpaksa memakai motor ini karena Tante nya tak mengijinkan nya memakai motor miliknya.

Alhasil, El memakai motor matic milik Delon yang tadi ia pinjam secara diam-diam. Ia keluar rumahpun seperti seorang maling, mengendap-endap dan sebisa mungkin tidak menimbulkan kecurigaan para keluarga besarnya.

Jika sampai ketahuan, sudah habis El oleh sang nenek. Tau bukan jika nenek nya itu overprotektif? Sudah malah begini, El tidak dibolehkan keluar rumah. Apalagi akan ada acara pernikahan ayahnya nanti, bisa-bisa El dikurung dikamar karena tidak patuh.

Makanya, El sedikit kurang nyaman jika keluarga besarnya tengah berkumpul. Bukannya tidak senang, El hanya merasa kurang bebas jika ada mereka. Ia seolah tiba-tiba menjadi anak rumahan yang tak pernah tau apa itu kenakalan, tawuran, bolos, ataupun nyuri mangga milik penjaga sekolah.

GALAKSA [End/Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang