after happines ; Jingyi (2)

375 39 1
                                    

Jingyi membuka matanya, tubuhnya bergerak untuk mengubah posisinya. Mengalihkan seluruh pandangan ke ruangan yang cukup luas.

Tempat tidur yang empuk, suasana yang sangat asing. Jingyi sangat yakin ia sedang tidak dirumahnya.

Merasa panik dan khawatir akan rumah kecilnya, ia beranjak cepat untuk kabur dari rumah orang asing yang tak ia kenal ini.

Aku harus segera pergi, ya..aku harus!

Ia dengan gesit berlari keluar kamar, menutup pintu itu pelan berusaha untuk tidak membuat suara.

Melihat-lihat isi rumah yang cukup besar itu mengingatkan dia pada rumahnya dulu, rumah yang sangat nyaman dan penuh kebahagiaan.

Jingyi menunduk, merasa air matanya tiba-tiba keluar. Mengepalkan tangan dan berjalan tanpa melihat jalan, air matanya terus jatuh tak peduli itu sebanyak apa. Jingyi harus tetap meninggalkan rumah orang asing ini.

'Grep!'

Jingyi sontak kaget saat dirinya ditarik, ia menghapus air matanya untuk memperjelas arah langkah kakinya.

Terbelak kaget saat dirinya hampir saja menapak di tangga yang bisa beresiko membuatnya terjatuh.

Menengok kebelakang mendapati seseorang yang tengah menatapnya, menarik tangannya dan berjalan menjauh membuat jarak diantara dirinya dan orang asing tak dikenal.

"Kau hampir terjatuh, untung saja ku tangkap. Jika tidak kau bisa terluka" Ucap pria dewasa yang sedikit lebih tinggi darinya, jingyi diam tak menjawab. Sangat takut jika orang itu akan berbuat jahat padanya.

"Hey, kau ingin kabur?" Hening, jingyi enggan menjawab pertanyaan pria itu. Melihat respon yang tidak diharapkan pria itu menghela nafas dan mengusap rambut jingyi.

Jingyi tersentak merasakan usapan hangat dikepalanya, usapan yang sangat ia rindukan. Usapan yang sangat nyaman dan penuh dengan kasih sayang.

Air mata jingyi kembali menetes diantara lampu-lampu redup, pria itu memincingkan matanya merasa jika jingyi menangis.

Menyamakan tingginya kepada remaja laki-laki didepannya, weiying menghapus air mata itu. Menatap jingyi dan merengkuhnya kedalam pelukan.

Entah kenapa, weiying spontan melakukan hal tersebut. Ia hanya teringat kepada shizui anak angkatnya, ia sangat sedih jika putra semata wayangnya itu bersedih.

Melihat jingyi yang mirip dengan shizui membuat hatinya melembut.

Tubuh jingyi bergetar hebat, merengkuh tubuh weiying dan meremat piyama tidur yang dipakai pria dewasa itu.

Menangis tanpa suara, membiarkan air matanya terus mengeluarkan butiran bening. Sangat hangat, hanya itu yang jingyi rasakan. Ia butuh satu pelukan itu yang selama satu tahun ini tak pernah ia rasakan lagi.

Melewati waktu-waktu sulit sendirian tanpa merasakan sebuah pelukan yang membuatnya tenang, ia hanya bisa memeluk dirinya sendiri.

"Tidurlah..tidak baik jika kau berkeliaran diluar sana malam-malam" Bisik weiying, jingyi melepas pelukannya dan menghapus air matanya. Weiying menangkup pipi anak remaja itu, ikut menghapus air mata yang masih membekas.

Jingyi hanya mengangguk, ia bisa pergi besok. Ia berfikir jika pria asing ini sangat baik, jingyi suka pelukan hangat itu.

"Kau ingin minum?" Tanya weiying, jingyi mengangguk sedikit. Sangat malu hanya untuk meminta minum kepada pria yang ia pikir penghuni rumah cukup mewah ini.

"Baiklah, kebetulan aku juga haus" Weiying menuntun jingyi untuk pergi kedapur, menghidupkan lampu lewat saklar memperlihatkan ruangan dapur minimalis.

𝚘𝚗𝚎𝚜𝚑𝚘𝚘𝚝 ; 𝚖𝚡𝚝𝚡 (BL) [ON HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang