cry or laugh ; Hualian (2)

472 62 0
                                    

I don't know, should i cry or laugh?

.

Xie lian melangkahkan kakinya untuk kembali kerumah kecilnya, cukup memakan waktu banyak jika dihitung-hitung. Tapi tak apa, xie lian tetap menikmatinya.

Ia hanya tak sabar ingin pulang kerumah dan kembali beristirahat sambil menuliskan sesuatu di note kecil kesayangannya, berbentuk sederhana tapi mampu menumpahkan segala keluh kesah xie lian.

Berjalan ditengah-tengah kegelapan malam yang hanya disinari lampu jalan.

Waktu yang menunjukkan pukul 11 malam tidak membuat xie lian harus mengambil jalur lain, ia sudah biasa walau ia tau potensi hal-hal yang tidak diinginkan akan terjadi lebih tinggi.

Apalagi ia sendirian, tapi tenang saja. Xie lian juga pria, setidaknya ia bisa melawan dengan tenaga seorang pria.

Matanya melirik ke seluruh arah, tengah bersikap waspada jika merasa dirinya terancam.

'Bruk'

Inilah akibatnya jika ia tak fokus ke jalan yang ada didepannya, xie lian spontan menengok menatap pria bertubuh tinggi didepannya tengah tersenyum.

"T-tuan anda.." Xie lian memincingkan matanya, berusaha menerka-nerka siapa orang yang baru saja ia tabrak di jalan yang sudah sangat sepi ini.

"Kau lupa? Aku huacheng" Xie lian teringat, ia teringat mendengar nama huacheng disebut. Berarti dia ini pria yang tadi pagi menjadi pelanggan pertama direstoran tempat ia bekerja.

"Ah ya, aku ingat.." Ucap xie lian, sedikit memundurkan tubuhnya mengasih jarak diantara mereka berdua.

"Anda kenapa bisa disini malam-malam?" Tanya xie lian, huacheng menyenderkan tubuh tingginya ditiang lampu jalanan yang menyinari.

"Aku menunggumu" Ucap huacheng, xie lian tertegun. Darimana pria asing ini tau jika ia selalu pulang lewat jalanan sepi ini.

"B-bagaimana?"

"Cerita yang panjang, akan ku ceritakan jika kau berkenan ikut denganku"

Xie lian mengepalkan tangannya, siap memukul jika huacheng akan melakukan hal yang tidak diinginkan. Lagi-lagi mata elang itu melirik tangan yang terkepal, tertawa sedikit sambil mencubit pelan pipi xie lian.

"Kau lucu, aku menyukaimu" Xie lian sungguh tertegun, apa-apaan ini?!. Apakah ini adalah sebuah pernyataan, tolong xie lian tidak bodoh.

"Ini pernyataan?" Tanya xie lian membuat huacheng melirik, ia mendelikkan bahunya.

"Mungkin saja? Jika ingin cari tahu, silahkan" Ucap huacheng, xie lian menggeleng.

"Saya harus segera pulang, permisi" Xie lian melangkah melewati huacheng yang hanya menatapnya tanpa mengikutinya, sedikit lega setidaknya ia bisa kembali pulang walau sedikit terhambat.

Huacheng tak bergerak, mata elangnya hanya terus menatap tubuh xie lian yang semakin jauh. Senyuman misterius itu kembali muncul, entah apa yang ada di pikiran pria tampan ini.

.

Xie lian membuka pintu rumah kecilnya, menghela nafas lega saat merasa dirinya aman. Melangkahkan kaki jenjangnya kearah kamar mandi. Berniat ingin membersihkan tubuhnya yang lengket dan ditutupi debu.

𝚘𝚗𝚎𝚜𝚑𝚘𝚘𝚝 ; 𝚖𝚡𝚝𝚡 (BL) [ON HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang